Atasi Masalah Sampah di Bandung Raya, Jabar Bangun TPPAS Legoknangka

Sabtu, 29 Juni 2024 - 14:27 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, Luhut Binsar Pandjaitan berharap, pengerjaan infrastruktur dari proyek TPPAS Legoknangka dapat dipercepat dengan tetap mencermati hasil yang bagus agar bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan.

"Saya berharap penyelesaian infrastruktur bisa berjalan lancar dengan hasil yang bagus karena sangat penting (secara tidak langsung) bagi kebersihan air Sungai Citarum," ucap Luhut.

Luhut mengatakan, bahwa proses kerja sama ini memerlukan waktu panjang. Penandatanganan ini harus dijadikan momentum untuk membawa aura positif bagi masyarakat.

"Perjanjian kerja sama yang ditandatangani hari ini merupakan momentum dari upaya panjang sejak 2019," ujarnya.

Luhut menyebut, TPPAS Legoknangka bisa menghasilkan 2.000 ton sampah perhari yang bisa menghasilkan 40 megawat listrik. Menurutnya, hal ini akan berdampak langsung terhadap lingkungan, salah satunya terkait kualitas air di Sungai Citarum.

"TPPAS Legoknangka ini menghasilkan 2000 ton per hari sampah yang banyak sekali menurut saya dan juga memberikan 40 mega watt listrik. Ini akan berdampak terus terang saja pada kualitas air Citarum, jadi Citarum kita bersihkan," ungkapnya.

Luhut pun mengapresiasi pihak investor yang telah mau berinvestasi di Jabar khususnya pada proyek TPPAS Legoknangka. Dia berharap, kedepan Jabar maupun Bandung Raya bisa makin bersih.

"Nanti akan membuat Bandung ini lebih bersih lagi dan orang makin banyak datang ke Bandung karena tadi Kereta Cepat diinformasikan itu memberikan sampai kemarin weekend 22.300 penumpang dan rata-rata sehari sekarang di atas 10.000-an," katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar, Prima Mayaningtyas mengatakan, kehadiran PT PII sendiri sebagai penjamin infrastruktur dalam kerja sama antara Pemprov Jabar dan PT JES.

"Kalau ada sesuatu yang terjadi di antara kedua belah pihak, maka dijamin oleh PT PII yang nantinya pastinya akan dikembalikan. Contoh keterlambatan pembayaran nanti akan dibayar dulu oleh PT PII nanti baru pemprov bayar kesana, dan baru kabupaten/kota bayar ke kita," ucap Prima.

Prima mengatakan, Pemprov Jabar akan langsung melakukan proses pembangunan infrastrukur TPPAS Legoknangka usai adanya penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut.

"Target pelaksanaan sih kalau di timeline kita itu di tahun 2029 awal, makanya Sarimukti itu kita harus bener-bener memanfaatkan, nanti perluasan ini baru di sekitar akhir tahun. Mudah-mudahan sebelum habisnya Sarimukti bisa digunakan sampai menunggu ini, nah itu target kita sih," tuturnya.

Prima mengatakan, dalam proyek tersebut total nilai investasi sebesar Rp4 triliun, Pemprov Jabar akan mendapatkan Viability Gap Fund (VGF) sekitar Rp1,3 Triliun.

Sementara untuk Badan Unit Pelaksana (BUP), Prima meyebut akan mendapatkan sekitar 13,5 sen Dollar/Kwh dari penjualan listrik yang dihasilkan dari Legok Nangka.

"Nah itu 13,5 sen nanti kita lihat PJBL-nya bisa beli berapa karena dia harus liat bahan bakar (sampah) dia akan access dan dia harus bisa menjaga stabilitas si panasnya itu karena listriknya kan ga bisa naik/turun harus stabil," katanya.

Oleh karena itu, Prima berharap proses pembangunan TPPAS Legoknangka yang telah tertunda selama 22 tahun ini dapat segera terlaksana dengan baik dan lancar.

"Jadi diproses bisnis sampah ini memang tidak mudah dan tidak murah, tapi demand teknologi ini, semakin canggih teknologinya. Ini tekhnologinya saya sudah liat, Alhamdulillah banget bagaimana teknologi di Jepang itu jauh banget kualitasnya, dan itu lah kalau mau bagus seperti ini barang tentu konsekuensinya perlu harga yang mahal juga," tandasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1203 seconds (0.1#10.140)
pixels