Prabowo Janji Aliri 7.000 Hektare Lahan Pertanian di Gunungkidul
loading...
A
A
A
"Hari ini sudah sekitar 700 hektar (terairi). Insya Allah nanti sampai 7.000 hektare," kata Menhan.
Di hadapan Prabowo, Letjen TNI Johny Mahrosa menjelaskan, Universitas Pertahanan mencoba mengangkat air dari sungai bawah tanah yang ada di Gua Buntet. Melalui peralatan yang mereka bangun, maka air di sungai bawah tanah di Goa Buntet biasa diangkat ke permukaan dengan ketinggian 98 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dengan menghabiskan pipa air sepanjang 79,5 km maka air dari dalam goa sudah dimanfaatkan para petani untuk mengairi sawah mereka. Dengan debit air 80 liter per detik maka dalam 8 jam mampu menghasilkan air dalam 30 tandon berukuran 5.500 liter.
Kini ratusan petani bisa memanfaatkan air dari fasilitas yang dibangun oleh Universitas Pertahanan tersebut. Untuk sementara memang baru sekitar 700 hektare lahan pertanian di Kelurahan Banyu Suco yang memanfaatkan air ini untuk pengairan. Ke depan ditargetkan mampu mencapai 7000 hektare.
"Di sini awalnya hanya setahun sekalin ditanami padi. Tapi sekarang, dengan bantuan ini maka mampu panen tiga kali dalam setahun,"terang dia.
Lurah Banyusoca, Daman Huri mengatakan biasanya di musim kemarau seperti sekarang ini para petani kesulitan untuk mendapatkan air guna menyirami lahan pertanian mereka. Sebenarnya di Banyusoca sendiri ada beberapa aliran air sungai bawah tanah namun yang baru dimanfaatkan hanya sedikit.
"Ya karena untuk mengangkat air sungai bawah tanah tersebut membutuhkan ilmu dan fasilitas yang tidak sederhana. Selama ini mata itu hanya terbuang ke sungai dan tidak dimanfaatkan. sekarang ini baru dimanfaatkan mungkin 0,01% ," kata dia
Selama ini para petani padi bercocok tanam sekali dalam setahun dengan menanam padi gogo yaitu jenis padi yang cocok di lahan pertanian tadah hujan. Dengan bantuan dari Universitas pertahanan tersebut diharapkan nanti para petani bisa meningkatkan pameran mereka dari sekali menjadi 3 kali dalam setahun.
Lihat Juga: Kisah Jenderal Kopassus Prabowo Subianto Merayap di Tengah Desingan Peluru Dalam Operasi Seroja di Timtim
Di hadapan Prabowo, Letjen TNI Johny Mahrosa menjelaskan, Universitas Pertahanan mencoba mengangkat air dari sungai bawah tanah yang ada di Gua Buntet. Melalui peralatan yang mereka bangun, maka air di sungai bawah tanah di Goa Buntet biasa diangkat ke permukaan dengan ketinggian 98 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dengan menghabiskan pipa air sepanjang 79,5 km maka air dari dalam goa sudah dimanfaatkan para petani untuk mengairi sawah mereka. Dengan debit air 80 liter per detik maka dalam 8 jam mampu menghasilkan air dalam 30 tandon berukuran 5.500 liter.
Kini ratusan petani bisa memanfaatkan air dari fasilitas yang dibangun oleh Universitas Pertahanan tersebut. Untuk sementara memang baru sekitar 700 hektare lahan pertanian di Kelurahan Banyu Suco yang memanfaatkan air ini untuk pengairan. Ke depan ditargetkan mampu mencapai 7000 hektare.
"Di sini awalnya hanya setahun sekalin ditanami padi. Tapi sekarang, dengan bantuan ini maka mampu panen tiga kali dalam setahun,"terang dia.
Lurah Banyusoca, Daman Huri mengatakan biasanya di musim kemarau seperti sekarang ini para petani kesulitan untuk mendapatkan air guna menyirami lahan pertanian mereka. Sebenarnya di Banyusoca sendiri ada beberapa aliran air sungai bawah tanah namun yang baru dimanfaatkan hanya sedikit.
"Ya karena untuk mengangkat air sungai bawah tanah tersebut membutuhkan ilmu dan fasilitas yang tidak sederhana. Selama ini mata itu hanya terbuang ke sungai dan tidak dimanfaatkan. sekarang ini baru dimanfaatkan mungkin 0,01% ," kata dia
Selama ini para petani padi bercocok tanam sekali dalam setahun dengan menanam padi gogo yaitu jenis padi yang cocok di lahan pertanian tadah hujan. Dengan bantuan dari Universitas pertahanan tersebut diharapkan nanti para petani bisa meningkatkan pameran mereka dari sekali menjadi 3 kali dalam setahun.
Lihat Juga: Kisah Jenderal Kopassus Prabowo Subianto Merayap di Tengah Desingan Peluru Dalam Operasi Seroja di Timtim
(shf)