MilkLife Soccer Challenge Bidik Calon Srikandi Sepak Bola Surabaya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Turnamen sepak bola putri "MilkLife Soccer Challenge - Surabaya Series 1 2024" yang digelar di Lapangan Marinir Bogowonto, Surabaya, telah melahirkan bakat-bakat muda potensial calon srikandi sepak bola Indonesia.
Sebanyak 58 tim dari 42 tim Kategori Usia (KU) 12 dan 16 tim KU 10 dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun Sekolah Dasar (SD) di Surabaya dan sekitarnya, bertanding memperebutkan gelar juara dalam kompetisi 7 vs 7 dan berbagai uji ketangkasan melalui Skill Challenge.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengungkapkan bahwa pemilihan Surabaya sebagai tuan rumah karena dinilai sebagai lumbung bibit-bibit muda pesepak bola putri dan memiliki klub Persebaya Putri yang berprestasi.
"Djarum Foundation berkomitmen untuk menyebarkan minat dan kecintaan sepak bola putri mulai dari KU 10 dan KU 12 di Tanah Air. Surabaya menjadi titik pertama turnamen ini setelah digelar di Kudus, karena kami melihat klub berjuluk Women in Green meraih prestasi gemilang, serta cukup banyak minat dari siswi tingkat SD untuk bermain sepak bola," ungkap Yoppy.
Yoppy menambahkan, MilkLife Soccer Challenge diselenggarakan secara rutin dan mulai meluas, dengan harapan dapat mengembalikan kejayaan sepak bola putri Indonesia yang sempat mengalami era keemasan pada dekade 80an.
"Dengan rutinnya diselenggarakan MilkLife Soccer Challenge di berbagai kota, kami berharap agar kelak mengembalikan era kejayaan sepak bola putri Tanah Air. Tujuan besar kami melalui turnamen ini dapat melahirkan pesepak bola profesional dan membawa nama Indonesia berlaga di Piala Dunia Wanita," kata Yoppy.
Di antara para peserta, Coach Timo, salah satu pelatih yang terlibat dalam turnamen, mengungkapkan telah melihat beberapa pemain berbakat.
"Ada dua hingga empat anak yang kelihatan bakatnya," ujar Timo.
Coach Timo juga berbagi pengalaman dan materi seputar penguasaan bola, dribbling, passing, taktik menyerang dan bertahan, hingga program latihan sesuai standar Sekolah Sepak Bola (SSB).
"Saya harap dengan bergulirnya turnamen ini ke kota-kota di Jawa Tengah, dapat memasyarakatkan sepak bola dan muncul srikandi-srikandi yang akan mengharumkan nama bangsa di kancah dunia," ujar Coach Timo.
Turnamen ini tidak hanya melahirkan bibit-bibit muda pemain sepak bola putri, tetapi juga menjadi ajang bagi para guru untuk mendapatkan pelatihan dan materi seputar sepak bola.
"Setelah MilkLife Coaching Clinic, kami harap agar para guru dapat mempraktekkan apa yang sudah dipelajari kepada anak didiknya. Sehingga ketika tim mereka mengikuti MilkLife Soccer Challenge, para siswi sudah mempunyai bekal teknik dasar dalam bermain sepak bola," ujar Coach Timo.
Sebanyak 58 tim dari 42 tim Kategori Usia (KU) 12 dan 16 tim KU 10 dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun Sekolah Dasar (SD) di Surabaya dan sekitarnya, bertanding memperebutkan gelar juara dalam kompetisi 7 vs 7 dan berbagai uji ketangkasan melalui Skill Challenge.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengungkapkan bahwa pemilihan Surabaya sebagai tuan rumah karena dinilai sebagai lumbung bibit-bibit muda pesepak bola putri dan memiliki klub Persebaya Putri yang berprestasi.
"Djarum Foundation berkomitmen untuk menyebarkan minat dan kecintaan sepak bola putri mulai dari KU 10 dan KU 12 di Tanah Air. Surabaya menjadi titik pertama turnamen ini setelah digelar di Kudus, karena kami melihat klub berjuluk Women in Green meraih prestasi gemilang, serta cukup banyak minat dari siswi tingkat SD untuk bermain sepak bola," ungkap Yoppy.
Yoppy menambahkan, MilkLife Soccer Challenge diselenggarakan secara rutin dan mulai meluas, dengan harapan dapat mengembalikan kejayaan sepak bola putri Indonesia yang sempat mengalami era keemasan pada dekade 80an.
"Dengan rutinnya diselenggarakan MilkLife Soccer Challenge di berbagai kota, kami berharap agar kelak mengembalikan era kejayaan sepak bola putri Tanah Air. Tujuan besar kami melalui turnamen ini dapat melahirkan pesepak bola profesional dan membawa nama Indonesia berlaga di Piala Dunia Wanita," kata Yoppy.
Di antara para peserta, Coach Timo, salah satu pelatih yang terlibat dalam turnamen, mengungkapkan telah melihat beberapa pemain berbakat.
"Ada dua hingga empat anak yang kelihatan bakatnya," ujar Timo.
Coach Timo juga berbagi pengalaman dan materi seputar penguasaan bola, dribbling, passing, taktik menyerang dan bertahan, hingga program latihan sesuai standar Sekolah Sepak Bola (SSB).
"Saya harap dengan bergulirnya turnamen ini ke kota-kota di Jawa Tengah, dapat memasyarakatkan sepak bola dan muncul srikandi-srikandi yang akan mengharumkan nama bangsa di kancah dunia," ujar Coach Timo.
Turnamen ini tidak hanya melahirkan bibit-bibit muda pemain sepak bola putri, tetapi juga menjadi ajang bagi para guru untuk mendapatkan pelatihan dan materi seputar sepak bola.
"Setelah MilkLife Coaching Clinic, kami harap agar para guru dapat mempraktekkan apa yang sudah dipelajari kepada anak didiknya. Sehingga ketika tim mereka mengikuti MilkLife Soccer Challenge, para siswi sudah mempunyai bekal teknik dasar dalam bermain sepak bola," ujar Coach Timo.
(hri)