Putra-putri Bawean Kibarkan Bendera Raksasa di Tebing Karst Gunung Batu
loading...
A
A
A
GRESIK - Detik-detik proklamasi pada peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia jadi momentum menegangkan di Pulau Bawean .
Tepatnya di Tebing Karst Gunung Batu, Dusun Tanah Merah, Desa Peromaan, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, putra-putri Bawean dari berbagai elemen dengan khidmat membentangkan bendera merah-putih raksasa.
Pembentangkan bendera berukuran 17x8 meter tersebut merupakan kali pertama dalam sejarah peringatan kemerdekaan di pulau Bawean. Dari atas ketinggian 270 mdpl, para pendaki yang mayoritas pemula itu memberanikan diri menaklukkan tebing curam dan kencangnya angin laut.
Salah satu pengibar bendera yang juga tergabung dalam tim Ekspedisi M-99, Zulfiana Devi, mengaku bangga bisa terlibat dalam pengibaran bendera. Ia bersama tim pengibar sudah mempersiapkan diri dan berlatih selama 3 hari sebelum momen bersejarah ini dimulai. Meski tergolong singkat, namun prosesi sakral berjalan lancar.
"Kami menyiapkan sedemikian rupa. Ketika bendera berkibar kami bangga banget terhadap diri kami dan tim. Tertama kami bangga Indonesia," katanya pada Sindonews.com
(Baca juga: Perlintasan Terlambat Ditutup, 3 Penumpang Minibus Tewas Disambar KA )
Mahasiswi Universitas Mulawarman ini mengatakan, pihaknya sengaja memilih Gunung Batu sebagai langkah awal dalam membangkitkan gairah putra-putri Bawean dalam mencintai tanah kelahiran. Gunung Batu, lanjutnya, sangat erat dengan sejarah terbentuknya Pulau Bawean.
"Kami berharap, untuk generasi muda pulau Bawean semoga lebih banyak lagi yang mencintai lingkungan sekitar. Tak usah kita lihat yang jauh-jauh dimata, sedangkan didepan mata sungguh sangat indah," ujarnya.
Tim pengibar bendera sendiri berjumlah 9 orang. Mereka berasal dari Komunitas Pramuka Scouts Keren Bawean dan Tim Ekspedisi 99 Marathon Puncak Tinggi (Ekspedisi M99). Sejak malam, para pengibar sudah bersiap diatas Gunung. Mereka memastikan bahwa tidak ada kesalahan atau kecelakaan dalam proses pengibaran.
Koordinator acara, Heri Susanto, menambahkan pengibaran bendera ini menjadi bagian dari rangkaian pendakian 99 Gunung di Pulau Bawean.
(Baca juga: Dua Bayi di Mojokerto Lahir Saat Moment Kemerdekaan )
Dihelatnya upacara di Tebing Batu ini supaya masyarakat Indonesia tahu bahwa Gunung Batu bukan sekedar pebuktitan. Namun ada nilai lebih, yakni sejarah dan kekayaan alam yang luar biasa. "Ini tebing karst yang orang belum tahu. Usianya sekitar 16,2 juta tahun," kata dia
Pembina para pendaki muda Bawean ini memiliki harapan besar terhadap keberadaan tebing Batu. Jika dikelola dengan benar, maka tebing batu bisa menjadi destinasi yang cukup menarik. Sekitar area tebing sudah ada camping ground, arena wisata petualangan dan bisa menjadi kajian-kajian ilmu pengentahuan karena usaianya cukup tua.
"Tebing karst ini dulunya dasar samudra. Nah ini yang tidak dilihat bahwa ini adalah salah satu destinasi menarik di pulau Bawean," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Peromaan, Abdul Kafil menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya pada putra-putri Bawean yang sudah menggelar peringatan kemerdekaan dengan spektakuler.
Kades tiga periode ini berharap, meskipun Gunung Batu bukan dibawah wewenangnya, tapi nantinya bisa dijadikan wisata. Minimal bisa dijadikan area pendakian gunung atau event pramuka.
"Saya berharap pada pemerintah kabupaten Gresik, bagaimana ikut membantu mengurus supaya bisa dijadikan objek wisata kedepan," tandasnya
Tepatnya di Tebing Karst Gunung Batu, Dusun Tanah Merah, Desa Peromaan, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, putra-putri Bawean dari berbagai elemen dengan khidmat membentangkan bendera merah-putih raksasa.
Pembentangkan bendera berukuran 17x8 meter tersebut merupakan kali pertama dalam sejarah peringatan kemerdekaan di pulau Bawean. Dari atas ketinggian 270 mdpl, para pendaki yang mayoritas pemula itu memberanikan diri menaklukkan tebing curam dan kencangnya angin laut.
Salah satu pengibar bendera yang juga tergabung dalam tim Ekspedisi M-99, Zulfiana Devi, mengaku bangga bisa terlibat dalam pengibaran bendera. Ia bersama tim pengibar sudah mempersiapkan diri dan berlatih selama 3 hari sebelum momen bersejarah ini dimulai. Meski tergolong singkat, namun prosesi sakral berjalan lancar.
"Kami menyiapkan sedemikian rupa. Ketika bendera berkibar kami bangga banget terhadap diri kami dan tim. Tertama kami bangga Indonesia," katanya pada Sindonews.com
(Baca juga: Perlintasan Terlambat Ditutup, 3 Penumpang Minibus Tewas Disambar KA )
Mahasiswi Universitas Mulawarman ini mengatakan, pihaknya sengaja memilih Gunung Batu sebagai langkah awal dalam membangkitkan gairah putra-putri Bawean dalam mencintai tanah kelahiran. Gunung Batu, lanjutnya, sangat erat dengan sejarah terbentuknya Pulau Bawean.
"Kami berharap, untuk generasi muda pulau Bawean semoga lebih banyak lagi yang mencintai lingkungan sekitar. Tak usah kita lihat yang jauh-jauh dimata, sedangkan didepan mata sungguh sangat indah," ujarnya.
Tim pengibar bendera sendiri berjumlah 9 orang. Mereka berasal dari Komunitas Pramuka Scouts Keren Bawean dan Tim Ekspedisi 99 Marathon Puncak Tinggi (Ekspedisi M99). Sejak malam, para pengibar sudah bersiap diatas Gunung. Mereka memastikan bahwa tidak ada kesalahan atau kecelakaan dalam proses pengibaran.
Koordinator acara, Heri Susanto, menambahkan pengibaran bendera ini menjadi bagian dari rangkaian pendakian 99 Gunung di Pulau Bawean.
(Baca juga: Dua Bayi di Mojokerto Lahir Saat Moment Kemerdekaan )
Dihelatnya upacara di Tebing Batu ini supaya masyarakat Indonesia tahu bahwa Gunung Batu bukan sekedar pebuktitan. Namun ada nilai lebih, yakni sejarah dan kekayaan alam yang luar biasa. "Ini tebing karst yang orang belum tahu. Usianya sekitar 16,2 juta tahun," kata dia
Pembina para pendaki muda Bawean ini memiliki harapan besar terhadap keberadaan tebing Batu. Jika dikelola dengan benar, maka tebing batu bisa menjadi destinasi yang cukup menarik. Sekitar area tebing sudah ada camping ground, arena wisata petualangan dan bisa menjadi kajian-kajian ilmu pengentahuan karena usaianya cukup tua.
"Tebing karst ini dulunya dasar samudra. Nah ini yang tidak dilihat bahwa ini adalah salah satu destinasi menarik di pulau Bawean," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Peromaan, Abdul Kafil menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya pada putra-putri Bawean yang sudah menggelar peringatan kemerdekaan dengan spektakuler.
Kades tiga periode ini berharap, meskipun Gunung Batu bukan dibawah wewenangnya, tapi nantinya bisa dijadikan wisata. Minimal bisa dijadikan area pendakian gunung atau event pramuka.
"Saya berharap pada pemerintah kabupaten Gresik, bagaimana ikut membantu mengurus supaya bisa dijadikan objek wisata kedepan," tandasnya
(msd)