Peristiwa Rengasdengklok, Tonggak Sejarah Kemerdekaan 17 Agustus 1945
loading...
A
A
A
BANDUNG - Peristiwa Rengasdengklok dinilai menjadi tonggak sejarah lahirnya Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), 17 Agustus 1945.
Dalam peristiwa yang terjadi di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, 16 Agustus 1945, sejumlah pemuda menculik Soekarno dan Hatta dan mendesak keduanya untuk menggelar pidato proklamasi Kemerdekaan RI. Peristiwa tersebut tak dapat dilepaskan dari sejarah penting lahirnya negeri ini.
Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat menghadiri Kirab Merah Putih dan Silaturahmi Kebinekaan di Kabupaten Karawang, akhir pekan kemarin.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini juga menyebut, peristiwa Rengasdengklok menjadi momentum kebangkitan pemuda.
"Tanpa peristiwa itu, kemerdekaan mungkin tidak hadir di 17 Agustus 1945. Karena takdir-Nya, kita rebut momentum (kemerdekaan) oleh pemuda-pemuda," ujar Kang Emil dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/8/2020).
"Oleh karena itu, sejarah Peristiwa Rengasdengklok menjadi sangat penting. Berbanggalah warga Karawang, Anda semua berada di titik sejarah lahirnya negara besar bernama Republik Indonesia," sambung Kang Emil menegaskan.
Lebih lanjut Kang Emil menuturkan, agar ke depan Indonesia menjadi negara yang hebat, ada tiga syarat yang saat ini harus dipenuhi.
Pertama, berkaitan dengan pandemi COVID-19, bangsa Indonesia harus mampu menjaga ekonomi, agar tidak terjadi resesi kemudian bangkit pascapandemi.
"Syarat kedua, demokrasi harus damai. Kita tidak boleh bertengkar dalam urusan memilih pemimpin. Jadi, saya titip agar Karawang dalam pilkada ini betul-betul menjaga kondusivitas," ujar Kang Emil merujuk Pilkada Serentak 2020 yang akan digelar di Karawang Desember mendatang.
Terakhir, sebut Kang Emil, negara ini harus memiliki generasi yang kompetitif dan unggul dalam empat nilai yakni IQ atau kecerdasan, EQ atau akhlak, PQ atau fisik, serta SQ atau batin.
Dalam peristiwa yang terjadi di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, 16 Agustus 1945, sejumlah pemuda menculik Soekarno dan Hatta dan mendesak keduanya untuk menggelar pidato proklamasi Kemerdekaan RI. Peristiwa tersebut tak dapat dilepaskan dari sejarah penting lahirnya negeri ini.
Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat menghadiri Kirab Merah Putih dan Silaturahmi Kebinekaan di Kabupaten Karawang, akhir pekan kemarin.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini juga menyebut, peristiwa Rengasdengklok menjadi momentum kebangkitan pemuda.
"Tanpa peristiwa itu, kemerdekaan mungkin tidak hadir di 17 Agustus 1945. Karena takdir-Nya, kita rebut momentum (kemerdekaan) oleh pemuda-pemuda," ujar Kang Emil dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/8/2020).
"Oleh karena itu, sejarah Peristiwa Rengasdengklok menjadi sangat penting. Berbanggalah warga Karawang, Anda semua berada di titik sejarah lahirnya negara besar bernama Republik Indonesia," sambung Kang Emil menegaskan.
Lebih lanjut Kang Emil menuturkan, agar ke depan Indonesia menjadi negara yang hebat, ada tiga syarat yang saat ini harus dipenuhi.
Pertama, berkaitan dengan pandemi COVID-19, bangsa Indonesia harus mampu menjaga ekonomi, agar tidak terjadi resesi kemudian bangkit pascapandemi.
"Syarat kedua, demokrasi harus damai. Kita tidak boleh bertengkar dalam urusan memilih pemimpin. Jadi, saya titip agar Karawang dalam pilkada ini betul-betul menjaga kondusivitas," ujar Kang Emil merujuk Pilkada Serentak 2020 yang akan digelar di Karawang Desember mendatang.
Terakhir, sebut Kang Emil, negara ini harus memiliki generasi yang kompetitif dan unggul dalam empat nilai yakni IQ atau kecerdasan, EQ atau akhlak, PQ atau fisik, serta SQ atau batin.