Pengalaman Pengubur Jenazah Corona di Tasikmalaya

Kamis, 30 April 2020 - 20:43 WIB
loading...
A A A
Yaya mengaku tidak merasa takut tertular. Bapak dua anak telah itu memasrahkan segalanya pada Allah SWT dan berikhtiar seoptimal mungkin menghindari bahaya. "Terpenting berusaha tidak kena virus. Makanya selalu pakai APD," ucapnya.

Dulu, pekerjaan Yaya hanya mencari rumput di lokasi pemakaman. Lama kelamaan, diangkat menjadi salah satu petugas pemakaman sekaligus merawatnya. Namun, mengubur mayat yang terinfeksi Corona adalah pengalaman pertama Yaya.

Perempuan itu adalah jenazah ketiga yang dikuburkan Yaya. Sebelumnya, sudah ada dua jenazah lain yang dimakamkan di TPU tersebut. Yaya merasakan kesulitan paling berat ketika pertama kali menguburkan mayat Corona.

"Ya dilatih dulu karena awalnya saya sebagai penggali dan mengubur. Sekarang harus pakai seragam segala," tuturnya.

Hari-hari ini barangkali tidak banyak orang seperti Yaya dan rekan-rekannya. Begitu dekatnya mereka dengan virus Corona yang mengintip setiap hari dan sewaktu-waktu bisa menyergap. Dan, tugas mereka diperkirakan masih panjang.

Yaya bersama lima rekannya di bawah pengendalian Bidang Pemakaman Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman bahkan telah menggali kuburan cadangan mengantisipasi terjadinya lonjakan korban meninggal.

"Ada tiga yang sudah kita siapkan. Silakan kalua Bapak mau isi,” ucap Yaya dengan nada bercanda.

Kepala BPBD, Ucu Anwar mengatakan sesuai protap kesehatan petugas pemakaman harus tetap memakai APD. Ia menjaring 12 personel, yakni enam orang petugas pengubur dan enam lagi petugas penyemprot disinfektan.

Selain di TPU Aisha Rashida, BPBD juga menugaskan dua petugasnya ditempat krematorium di TPU Cisapi Kawalu.

"Mereka sendiri juga terancam kena Corona, itu kekhawatiran saya. Tapi alhamdulillah tidak ada," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7142 seconds (0.1#10.140)