1.263 Rumah di Kabupaten Kolaka Terendam Banjir

Selasa, 23 Januari 2024 - 17:58 WIB
loading...
1.263 Rumah di Kabupaten...
Banjir setinggi 50 hingga 300 cm merendam 1.263 rumah di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Foto/IST
A A A
KOLAKA - Banjir setinggi 50 hingga 300 cm merendam 1.263 rumah di Kabupaten Kolaka , Provinsi Sulawesi Tenggara. Banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai air pasang laut, Sabtu (20/1/2024) Pukul 16.30 WITA, sehingga sungai Ulu Wolo meluap dan menjebol tanggul penahan air.

Wilayah yang terdampak banjir meliputi Kelurahan Watuliandu, Kelurahan Lamokato di Kecamatan Kolaka. Kemudian Kelurahan Sakuli, Kelurahan Mangolo, Kelurahan Latambaga, Kelurahan Ulunggolaka, Kelurahan Induha di Kecamatan Latambaga.

Desa Konaweha, Desa Ulu Konaweha, Desa Latuwo, Desa Tamboli, Desa Amamotu di Kecamatan Samaturu. Kelurahan Ulu Wolo, Kelurahan Wolo di Kecamatan Wolo serta Desa Tamborasi di Kecamatan Iwoimendaa.



Informasi yang didapatkan dari laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir merendam 1.263 unit rumah (1.263 KK), 3 unit masjid, 50 Ha sawah, dan 30 Ha perkebunan terendam air.

Kepala Pelaksana BPBD Kolaka, Akbar melalui sambungan telepon menjelaskan, pihaknya telah melakukan penanganan banjir dengan penyelamatan dan evakuasi korban banjir. Termasuk mendirikan tenda untuk posko, menyiapkan dapur umum bersama dinas terkait, dan membantu pembersihan pada rumah terdampak banjir.

“Kondisi terkini banjir berangsur surut. Kendala penanggulangan bencana banjir terkait minimnya anggaran penguatan infrastruktur,” ujar Akbar, Selasa (23/1/2024).

Kajian dari Inarisk kabupaten Kolaka memiliki risiko bencana banjir dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Wilayah risiko terdampak banjir sebanyak 12 kecamatan dan luas wilayah rawan banjir 20.714 Ha.



Mengantisipasi terjadinya bencana banjir, BNPB menghimbau optimalkan pengelolaan tata air terintegrasi hulu hingga hilir, dilakukan dengan penebalan dan penguatan tanggul, normalisasi sungai, dan/atau sodetan sungai. Selain itu adanya warning system berbasis komunitas diharapkan dapat membantu memberikan informasi kenaikan air sehingga antisipasi lebih dini dapat dilakukan.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1927 seconds (0.1#10.140)