SLB Widya Tama Surabaya Lakukan Pembelajaran Tatap Muka
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pembelajaran jarak jauh saat ini menjadi kebutuhan utama untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Namun, bagi pelajar dengan kebutuhan khusus tentunya tidak semudah seperti pelajar pada umumnya.
Seperti SLB Widya Tama Kedurus Surabaya, misalnya. Di tengah COVID-19 , sekolah tetap melaksanakan proses belajar tatap muka. Hanya saja, tidak semua siawa boleh mengikutinya.
Setiap hari, pihak sekolah hanya mengizinkan paling banyak 2 siswa dalam sekali pertemuan. Tentunya dengan protokol kesehatan ketat.
Sedangkan sisanya dilakukan pembelajaran secara daring. Bahkan para guru juga menyiapkan jadwal khusus untuk home visit.
Kepala SLB Widya Tama, Min Ayuni mengatakan pembelajaran tatap muka di sekolah dilaksanakan secara bergiliran.
Setiap seminggu sekali, siswa bisa mengikuti pembelajaran tatap muka beserta pengumpulan tugas yang diberikan para guru.
Hal itu dilakukan untuk memantau kemajuan siswa selama seminggu belajar di rumah. Selain itu, juga mengatasi psikis anak berkebutuhan khusus di masa pandemi COVID-19.
"Kalau kita yang normal bisa cari sampingan untuk mengelola pola pikir sendiri. Tapi kalau anak berkebutuhan khusus ini kan ketergantungan dengan orang lain. Mangkanya kita ingin melihat kemajuan belajar mereka dalam kesehariannya," katanya saat ditemui di sekolah, Senin (10/8/2020).
Ia menegaskan, pembelajaran tatap muka didasari atas berbagai pertimbangan. Termasuk, banyaknya keluhan yang diterima pihak sekolah dari wali murid.
Selama belajar dari rumah, lanjutnya, anak-anak cenderung tidak manut. Disamping itu, tingkat kejenuhan anak semakin tinggi. "Makanya kami buat seminggu sekali biar mereka juga senang dan moodnya juga baik," jelasnya.
Seperti SLB Widya Tama Kedurus Surabaya, misalnya. Di tengah COVID-19 , sekolah tetap melaksanakan proses belajar tatap muka. Hanya saja, tidak semua siawa boleh mengikutinya.
Setiap hari, pihak sekolah hanya mengizinkan paling banyak 2 siswa dalam sekali pertemuan. Tentunya dengan protokol kesehatan ketat.
Sedangkan sisanya dilakukan pembelajaran secara daring. Bahkan para guru juga menyiapkan jadwal khusus untuk home visit.
Kepala SLB Widya Tama, Min Ayuni mengatakan pembelajaran tatap muka di sekolah dilaksanakan secara bergiliran.
Setiap seminggu sekali, siswa bisa mengikuti pembelajaran tatap muka beserta pengumpulan tugas yang diberikan para guru.
Hal itu dilakukan untuk memantau kemajuan siswa selama seminggu belajar di rumah. Selain itu, juga mengatasi psikis anak berkebutuhan khusus di masa pandemi COVID-19.
"Kalau kita yang normal bisa cari sampingan untuk mengelola pola pikir sendiri. Tapi kalau anak berkebutuhan khusus ini kan ketergantungan dengan orang lain. Mangkanya kita ingin melihat kemajuan belajar mereka dalam kesehariannya," katanya saat ditemui di sekolah, Senin (10/8/2020).
Ia menegaskan, pembelajaran tatap muka didasari atas berbagai pertimbangan. Termasuk, banyaknya keluhan yang diterima pihak sekolah dari wali murid.
Selama belajar dari rumah, lanjutnya, anak-anak cenderung tidak manut. Disamping itu, tingkat kejenuhan anak semakin tinggi. "Makanya kami buat seminggu sekali biar mereka juga senang dan moodnya juga baik," jelasnya.