SLB Widya Tama Surabaya Lakukan Pembelajaran Tatap Muka

Senin, 10 Agustus 2020 - 14:15 WIB
loading...
SLB Widya Tama Surabaya...
Guru berusaha menuntun peserta didik ketika pebelajaran tatap muka di SLB Widya Tama, Surabaya, Senin (10/8/2020). Foto/SINDONews/Ali Mas
A A A
SURABAYA - Pembelajaran jarak jauh saat ini menjadi kebutuhan utama untuk memutus mata rantai penularan COVID-19. Namun, bagi pelajar dengan kebutuhan khusus tentunya tidak semudah seperti pelajar pada umumnya.

Seperti SLB Widya Tama Kedurus Surabaya, misalnya. Di tengah COVID-19 , sekolah tetap melaksanakan proses belajar tatap muka. Hanya saja, tidak semua siawa boleh mengikutinya.

Setiap hari, pihak sekolah hanya mengizinkan paling banyak 2 siswa dalam sekali pertemuan. Tentunya dengan protokol kesehatan ketat.

Sedangkan sisanya dilakukan pembelajaran secara daring. Bahkan para guru juga menyiapkan jadwal khusus untuk home visit.

Kepala SLB Widya Tama, Min Ayuni mengatakan pembelajaran tatap muka di sekolah dilaksanakan secara bergiliran.

Setiap seminggu sekali, siswa bisa mengikuti pembelajaran tatap muka beserta pengumpulan tugas yang diberikan para guru.

Hal itu dilakukan untuk memantau kemajuan siswa selama seminggu belajar di rumah. Selain itu, juga mengatasi psikis anak berkebutuhan khusus di masa pandemi COVID-19.

"Kalau kita yang normal bisa cari sampingan untuk mengelola pola pikir sendiri. Tapi kalau anak berkebutuhan khusus ini kan ketergantungan dengan orang lain. Mangkanya kita ingin melihat kemajuan belajar mereka dalam kesehariannya," katanya saat ditemui di sekolah, Senin (10/8/2020).

Ia menegaskan, pembelajaran tatap muka didasari atas berbagai pertimbangan. Termasuk, banyaknya keluhan yang diterima pihak sekolah dari wali murid.

Selama belajar dari rumah, lanjutnya, anak-anak cenderung tidak manut. Disamping itu, tingkat kejenuhan anak semakin tinggi. "Makanya kami buat seminggu sekali biar mereka juga senang dan moodnya juga baik," jelasnya.

Jam pembelajaran tatap muka, kata dia, juga sangat terbatas. Masing-masing siswa hanya mengikuti satu jam pembelajaran secara bergiliran. Dalam satu hari maksimal 2 anak yang bisa mengikuti pembelajaran ini.

Selain itu, sekolah juga melakukan home visit bagi siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah. Tujuannya, untuk mengontrol pembelajaran siswa jika ada kesulitan.

"Guru-guru juga saya tugasi untuk menyapa anak-anak dikelas masing-masing melalui video call," ucapnya. (Baca juga: Sambut HUT RI ke-75, Pemuda di Gresik Gotong-Royong Percantik Lokasi Wisata)

Ada 28 siswa dari jenjang SDLB, SMPLB hinga SMALB yang mengikuti pembelajaran tatap muka di SLB Wisdya Tama. (Baca juga: Dindik Jatim Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka pada 18 Agustus 2020)

"Sebelum kami melakukan pembelajaran tatap muka, kami buat surat persetujuan dari orang tua untuk meyelenggarakan guru kunjung atau tatap muka. Mereka bisa memilih mau pakai metode yang mana sesuai dengan kemampuan anaknya," paparnya.

Sementara itu, siswa kelas 12 SMA Wahyu Phandani mengaku senang dengan pembelajaran tatap muka. Sebab, selain belajar ia juga bisa bermain dengan media pembelajaran yang diberikan sekolah.

"Enak belajar di sekolah. Kalau dirumah jenuh. Di rumah gak bisa belajar sambil bermain," kata siswa dengan keterbatasan tuna grahita ini.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2506 seconds (0.1#10.140)