Memilukan! Ibu dan Anak Balita Tewas tertimbun Longsor di Tapanuli Utara
loading...
A
A
A
TAPANULI UTARA - Memilukan, ibu dan anak balitanya, Listiani Purba (35) dan Mitra Uli Tambunan (3) tewas tertimbun longsor di area persawahan yang ada di Desa Siabalabal III, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Kasi Humas Polres Tapanuli Utara, Ipda Barensius Gultom menerangkan, Listiani Purba dan putrinya, Mitra Uli Tambunan tewas tertibun tanah longsor saat berada di area persawahan. "Korban langsung dievakuasi bersama-sama," ungkapnya.
Barensius Gultom mengatakan, dari keterangan warga yang menyaksikan peristiwa tanah longsor tersebut, Mediaman Tampubolon, dan Ebenezer Tambunan, awalnya mereka bekerja bersama-sama menanam padi di area persawahan Talun, Desa Siabalabal III, Kecamatan Sipahutar.
"Sekitar Pukul 13.00 WIB, hujan turun. Sehingga kedua korban berteduh di dalam pondoknya, tepat di bawah kaki bukit dekat sawahnya. Sedangkan kedua saksi tetap melanjutkan pekerjaannya menanam padi, walau diguyur hujan," ungkap Barensius.
Baru sekitar 30 menit berteduh, tiba-tiba bukit di belakang pondok tempat kedua korban berteduh longsor. Karena longsornya masih kecil, korban masih bertahan di dalam pondok tersebut.
Kedua saksi mengingatkan korban, agar jangan berteduh di pondok karena ada longsoran tanah dari tebing bukit. "Saat diingatkan, korban tidak mengindahkan dan tetap berteduh di pondoknya. Tidak lama kemudian, terjadi longsor yang lebih besar dan langsung menimbun pondok tempat berteduh kedua korban," ucap Barensius Gultom.
Kasi Humas Polres Tapanuli Utara, Ipda Barensius Gultom menerangkan, Listiani Purba dan putrinya, Mitra Uli Tambunan tewas tertibun tanah longsor saat berada di area persawahan. "Korban langsung dievakuasi bersama-sama," ungkapnya.
Barensius Gultom mengatakan, dari keterangan warga yang menyaksikan peristiwa tanah longsor tersebut, Mediaman Tampubolon, dan Ebenezer Tambunan, awalnya mereka bekerja bersama-sama menanam padi di area persawahan Talun, Desa Siabalabal III, Kecamatan Sipahutar.
"Sekitar Pukul 13.00 WIB, hujan turun. Sehingga kedua korban berteduh di dalam pondoknya, tepat di bawah kaki bukit dekat sawahnya. Sedangkan kedua saksi tetap melanjutkan pekerjaannya menanam padi, walau diguyur hujan," ungkap Barensius.
Baru sekitar 30 menit berteduh, tiba-tiba bukit di belakang pondok tempat kedua korban berteduh longsor. Karena longsornya masih kecil, korban masih bertahan di dalam pondok tersebut.
Kedua saksi mengingatkan korban, agar jangan berteduh di pondok karena ada longsoran tanah dari tebing bukit. "Saat diingatkan, korban tidak mengindahkan dan tetap berteduh di pondoknya. Tidak lama kemudian, terjadi longsor yang lebih besar dan langsung menimbun pondok tempat berteduh kedua korban," ucap Barensius Gultom.