Cium Aroma Kecurangan Pemilu 2024, Warga Yogyakarta Bakar Ogoh-ogoh di KPU

Kamis, 07 Desember 2023 - 17:44 WIB
loading...
A A A
Butha yang menjadi lambang atau simbol keangkaramurkaan, kejahatan dan hitam sehingga harus diusir dari bumi Indonesia ini. "Tadi para penari melakukan simbolisasi pembakaran ogoh-ogoh, yang bermakna sebagai keangkaramurkaan dan kejahatan," papar Sunandar.

Sebagai lembaga penyelenggara Pemilu, KPU seharusnya bersikap netral. Dia menilai KPU seharusnya tidak melakukan intervensi politik, demi kepentingan salah satu pasangan calon (paslon), dan semestinya harus bersikap independen serta tidak berat sebelah.

Dengan dinamika aturan yang diterbitkan pemangku kebijakan belakangan ini, masyarakat mencium adanya indikasi kecurangan Pemilu 2024 yang dilakukan lembaga penyelenggara Pemilu 2024 ini. "KPU telah menghilangkan debat cawapres. Selain itu melarang adanya Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diselenggarakan di ruang publik di Hongkong," tambahnya.



Padahal lanjutnya, tahun 2014 dan 2019, mereka menyelenggarakan seperti biasanya. Tiba-tiba pada Pemilu 2024 ditiadakan, sehingga hal ini menjadi kecurigaan bagi warga. Patut diduga ada intervensi dari penguasa untuk memenangkan salah satu pasangan calon. Itu yang menjadi kekhawatiran rakyat saat ini.

Oleh karena itu mereka menuntut KPU untuk bersikap independen tanpa kepentingan apapun. Pembakaran ogoh-ogoh itu merupakan aksi budaya warga Yogyakarta sebagai simbolisasi para pemangku kebijakan untuk bersikap netral. "KPU harus netral. Aksi budaya untuk memberikan peringatan ke KPU, agar KPU menyelenggarakan Pemilu dengan baik," imbuhnya.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2320 seconds (0.1#10.140)