Kesaktian Nyai Balau, Panglima Wanita Dayak yang Memiliki Selendang Maut
loading...
A
A
A
Sebagai seorang ibu, Nyai Balau bertekad untuk balas dendam atas kematian putranya kepada Antang. Nenek itu kemudian memberikan selendang sakti untuk membalaskan dendamnya.
Nyai Balau kemudian mengajak Tumenggung Kanyapi dan warga Lewu Tewah pergi ke Juking Sopang. Sesampainya di sana, ia meminta Antang untuk mengakui kesalahannya menuntut permintaan maaf.
Antang yang sombong justru memberikan serangan ke arah Nyai Balau menggunakan mandau.
Nyai Balau pun membalas serangan itu dengan melemparkan selendangnya ke arah Antang. Seketika Antang tersungkur ke tanah.
Perdamaian yang diajukan Nyai Balau ditolak mentah-mentah oleh Antang. Sebab, dia ogah membayar denda adat kepada Nyai Balau karena telah menghabisi nyawa putranya.
Pertarungan sengit pun tak terelakkan. Muak dengan kesombongan Antang, akhirnya Nyai Balau kembali melemparkan selendang saktinya itu hingga membuat Antang meregang nyawa.
Alhasil, dendam Nyai Balau atas kematian putranya pun terbalaskan. Lalu Nyai Balau bersama suami serta rombongannya pulang dengan perasaan lega.
Sejak kejadian itu Nyai Balau dikenal sebagai wanita sakti yang tidak sombong dan baik hati. Hingga hari ini, Nyai Balau pun menjadi sosok kebanggaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah.
Lihat Juga: Kebiasaan Pahlawan Nasional Bung Tomo, Tokoh Pertempuran 10 November Surabaya yang Jarang Diketahui
Nyai Balau kemudian mengajak Tumenggung Kanyapi dan warga Lewu Tewah pergi ke Juking Sopang. Sesampainya di sana, ia meminta Antang untuk mengakui kesalahannya menuntut permintaan maaf.
Antang yang sombong justru memberikan serangan ke arah Nyai Balau menggunakan mandau.
Nyai Balau pun membalas serangan itu dengan melemparkan selendangnya ke arah Antang. Seketika Antang tersungkur ke tanah.
Perdamaian yang diajukan Nyai Balau ditolak mentah-mentah oleh Antang. Sebab, dia ogah membayar denda adat kepada Nyai Balau karena telah menghabisi nyawa putranya.
Pertarungan sengit pun tak terelakkan. Muak dengan kesombongan Antang, akhirnya Nyai Balau kembali melemparkan selendang saktinya itu hingga membuat Antang meregang nyawa.
Alhasil, dendam Nyai Balau atas kematian putranya pun terbalaskan. Lalu Nyai Balau bersama suami serta rombongannya pulang dengan perasaan lega.
Sejak kejadian itu Nyai Balau dikenal sebagai wanita sakti yang tidak sombong dan baik hati. Hingga hari ini, Nyai Balau pun menjadi sosok kebanggaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah.
Lihat Juga: Kebiasaan Pahlawan Nasional Bung Tomo, Tokoh Pertempuran 10 November Surabaya yang Jarang Diketahui
(hri)