Kesaktian Nyai Balau, Panglima Wanita Dayak yang Memiliki Selendang Maut

Sabtu, 18 November 2023 - 07:07 WIB
loading...
Kesaktian Nyai Balau,...
Kisah Nyai Balau wanita sakti dari Suku Dayak yang kebaikan dan keberaniannya jadi teladan para wanita daerah setempat. Foto/Ilustrasi/MMC Kalteng
A A A
Kisah Nyai Balau wanita sakti dari Suku Dayak yang kebaikan dan keberaniannyabanyak diteladanimenarik untuk dikulik. Disebut sebagai Nyai Balau karena ia memiliki rambut panjang (balau).

Dikutip dari laman resmi MMC Pemprov Kalteng disebutkan bahwa Nyai Balau juga dikenal sebagai seorang putri cantik jelita dan sopan santun yang tinggal Lewu Temah (sekarang menjadi Kecamatan Tewah di Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah).

Suatu hari ia menikah dengan seorang pria dari keluarga terpandang bernama Kanyapi yang diangkat menjadi Temanggung, pemimpin daerah setempat.



Kehidupan Nyai Balau dan Kanyapi semakin bahagia karena mereka memiliki seorang putra. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena sang putra menghilang seketika.

Dalam keputusasaan, Nyai Balau meminta izin sang suami untuk melakukan tapa di sebuah hutan angker.

Selama tujuh hari tujuh malam ia berdoa supaya mendapat petunjuk tentang keberadaan sang putra.

Sampai pada malam ketujuh datangnya seorang nenek yang mengatakan bahwa putra Nyai Balau telah meninggal. Putranya meninggal karena dikayau (penggal kepala) oleh Antang dari Juking Sopang.



Alasan Antang membunuh putra Nyai Balau untuk menunjukkan keperkasaannya sebagai laki-laki.

Sebagai seorang ibu, Nyai Balau bertekad untuk balas dendam atas kematian putranya kepada Antang. Nenek itu kemudian memberikan selendang sakti untuk membalaskan dendamnya.

Nyai Balau kemudian mengajak Tumenggung Kanyapi dan warga Lewu Tewah pergi ke Juking Sopang. Sesampainya di sana, ia meminta Antang untuk mengakui kesalahannya menuntut permintaan maaf.

Antang yang sombong justru memberikan serangan ke arah Nyai Balau menggunakan mandau.

Nyai Balau pun membalas serangan itu dengan melemparkan selendangnya ke arah Antang. Seketika Antang tersungkur ke tanah.

Perdamaian yang diajukan Nyai Balau ditolak mentah-mentah oleh Antang. Sebab, dia ogah membayar denda adat kepada Nyai Balau karena telah menghabisi nyawa putranya.

Pertarungan sengit pun tak terelakkan. Muak dengan kesombongan Antang, akhirnya Nyai Balau kembali melemparkan selendang saktinya itu hingga membuat Antang meregang nyawa.

Alhasil, dendam Nyai Balau atas kematian putranya pun terbalaskan. Lalu Nyai Balau bersama suami serta rombongannya pulang dengan perasaan lega.

Sejak kejadian itu Nyai Balau dikenal sebagai wanita sakti yang tidak sombong dan baik hati. Hingga hari ini, Nyai Balau pun menjadi sosok kebanggaan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2066 seconds (0.1#10.140)