Heboh Warga Tak Makan Sepekan, Bupati Tapteng: Itu Bohong, Saya Siap Mundur Kalau Benar
loading...
A
A
A
TAPANULI TENGAH - Adanya pengakuan warga Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) yang mengaku tidak makan beberapa hari dan jadi pemberitaan dan viral di media sosial beberapa waktu yang lalu diresposn Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani.
Bupati mengaku akan lepas jabatannya jika kabar itu benar adanya."Pernah tidak makan seminggu? Itu bohong, saya siap mundur dari Bupati Tapanuli Tengah kalau pengakuan ini benar dan apa adanya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (30/4/2020).
Menurutnya, mustahil keadaan ini terjadi apalagi di Kota Pandan. "Mereka memiliki anak dan masih tergolong muda. Suami memiliki pekerjaan di perebusan ikan. Fakta-fakta inilah yang membuat saya kurang percaya. Berbeda kalau warga tersebut di pegunungan dan jauh dari pemukiman, itupun pun mungkin terjadi hanya satu hari. Dan kalau itu ada, saya sendiri yang akan turun tangan membantunya," kata Bakhtiar.
Saat awak media menjelaskan bahwa pernyataan warga tersebut sudah dicabutnya, Bakhtiar menyatakan sudah dari awal memperkirakannya. Dia menduga ini hanya untuk mencari sensasi agar bisa dibantu.
"Saya ingatkan, jangan merasa bangga untuk dibantu. Pemerintah siap membantu warganya apabila memenuhi kriteria wajib dibantu. Saya sudah cek ke Dinas Sosial dan camat terkait tudingan kepala lingkungannya tidak menyerahkan data KK-nya. Ternyata, warga tersebut data KK-nya sudah terkirim sebelum viralnya video tersebut. Kalau disetujui oleh Pemprov Sumut itu bukan wewenang Pemkab Tapteng. Termasuk untuk masuk penerima PKH, itu penentunya Kemensos bukan Pemkab Tapteng," jelas dia.
Pemkab Tapteng telah mengusulkan untuk menerima bantuan BLT dari provinsi sebanyak 22.655 Kepala Keluarga (KK) termasuk keluarga yang viral. Tetapi yang disetujui hanya 1.711 KK. Demikian juga penerima PKH, kepala desa/lurah sifatnya hanya mengusulkan, sementara pendamping PKH yang memverifikasi dan yang menyetujui Kemensos. (BACA JUGA: Akibat COVID-19, Warga Woedoa NTT Makan Ubi Hutan Beracun)
Bakhtiar juga menduga adanya permainan oknum-oknum tertentu untuk mengeksplotasi keluhan warga tersebut demi menjatuhkan Pemkab Tapteng di bawah kepemimpinannya.
"Kami sudah telusuri terkait pengakuan warga di Budi Luhur tersebut. Salah satunya video saat kepling dan pihak kepolisian mendatangi rumah warga tersebut, si Ibu mengaku didatangi mendadak oleh oknum wartawan. Tetapi di satu sisi, fakta lain yang kami temukan adanya postingan dari sebuah akun di FB 23 April 2020 yang mengupload foto rumah, foto keluarga tersebut dan bahkan KK," sebutnya.
Bupati menandaskan jika hal ini tidak settingan untuk menjatuhkan Pemkab Tapteng lantas kenapa beberapa hari sebelum berita viral ini, sudah ada yang menguload foto rumah dan KK tersebut? "Kenapa mengaku didatangi mendadak? Ini dugaan saya. Dan postingan tersebut di-share di grup FB juga," imbuhnya.
Setelah pihaknya menulusuri, lanjut Bakhtiar, akun yang mengupload disinyalir tak ada hubungan keluarga dengan warga di Budi Luhur tersebut. Dia menduga hal tersebut sudah diatur secara sistematis.
"Siapa pemainnya? Saya duga ini sudah sistematis. Jangan karena sebagai pemimpin di daerah lain tidak sanggup mengurus rakyatnya 'menyerang' dan membuat settingan ke pemerintahan Kabupaten Tapteng dengan mempergunakan isu-isu yang tak benar," lanjut Bakhtiar.
Dengan demikian, Bakhtiar memaparkan adanya dugaan upaya untuk menjatuhkan nama baik Pemkab Tapteng dengan menjual isu-isu warga yang tidak mendapatkan bantuan dari pemkab.
Sebelumnya pada Minggu, 26 April 2020 lalu sempat viral di sebuah berita dan video seorang ibu yang diketahui bernama Dewi Nasution (35) warga Lingkungan III Budi Luhur mengaku pernah tidak makan selama seminggu. Walaupun pengakuan itu sudah dicabut yang bersangkutan tetapi sempat menjadi buah bibir masyarakat Tapteng dan menjadi konsumsi publik.
Lihat Juga: Kisah Raja Hayam Wuruk Mangkat Picu Bencana Kelaparan yang Melemahkan Kerajaan Majapahit
Bupati mengaku akan lepas jabatannya jika kabar itu benar adanya."Pernah tidak makan seminggu? Itu bohong, saya siap mundur dari Bupati Tapanuli Tengah kalau pengakuan ini benar dan apa adanya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (30/4/2020).
Menurutnya, mustahil keadaan ini terjadi apalagi di Kota Pandan. "Mereka memiliki anak dan masih tergolong muda. Suami memiliki pekerjaan di perebusan ikan. Fakta-fakta inilah yang membuat saya kurang percaya. Berbeda kalau warga tersebut di pegunungan dan jauh dari pemukiman, itupun pun mungkin terjadi hanya satu hari. Dan kalau itu ada, saya sendiri yang akan turun tangan membantunya," kata Bakhtiar.
Saat awak media menjelaskan bahwa pernyataan warga tersebut sudah dicabutnya, Bakhtiar menyatakan sudah dari awal memperkirakannya. Dia menduga ini hanya untuk mencari sensasi agar bisa dibantu.
"Saya ingatkan, jangan merasa bangga untuk dibantu. Pemerintah siap membantu warganya apabila memenuhi kriteria wajib dibantu. Saya sudah cek ke Dinas Sosial dan camat terkait tudingan kepala lingkungannya tidak menyerahkan data KK-nya. Ternyata, warga tersebut data KK-nya sudah terkirim sebelum viralnya video tersebut. Kalau disetujui oleh Pemprov Sumut itu bukan wewenang Pemkab Tapteng. Termasuk untuk masuk penerima PKH, itu penentunya Kemensos bukan Pemkab Tapteng," jelas dia.
Pemkab Tapteng telah mengusulkan untuk menerima bantuan BLT dari provinsi sebanyak 22.655 Kepala Keluarga (KK) termasuk keluarga yang viral. Tetapi yang disetujui hanya 1.711 KK. Demikian juga penerima PKH, kepala desa/lurah sifatnya hanya mengusulkan, sementara pendamping PKH yang memverifikasi dan yang menyetujui Kemensos. (BACA JUGA: Akibat COVID-19, Warga Woedoa NTT Makan Ubi Hutan Beracun)
Bakhtiar juga menduga adanya permainan oknum-oknum tertentu untuk mengeksplotasi keluhan warga tersebut demi menjatuhkan Pemkab Tapteng di bawah kepemimpinannya.
"Kami sudah telusuri terkait pengakuan warga di Budi Luhur tersebut. Salah satunya video saat kepling dan pihak kepolisian mendatangi rumah warga tersebut, si Ibu mengaku didatangi mendadak oleh oknum wartawan. Tetapi di satu sisi, fakta lain yang kami temukan adanya postingan dari sebuah akun di FB 23 April 2020 yang mengupload foto rumah, foto keluarga tersebut dan bahkan KK," sebutnya.
Bupati menandaskan jika hal ini tidak settingan untuk menjatuhkan Pemkab Tapteng lantas kenapa beberapa hari sebelum berita viral ini, sudah ada yang menguload foto rumah dan KK tersebut? "Kenapa mengaku didatangi mendadak? Ini dugaan saya. Dan postingan tersebut di-share di grup FB juga," imbuhnya.
Setelah pihaknya menulusuri, lanjut Bakhtiar, akun yang mengupload disinyalir tak ada hubungan keluarga dengan warga di Budi Luhur tersebut. Dia menduga hal tersebut sudah diatur secara sistematis.
"Siapa pemainnya? Saya duga ini sudah sistematis. Jangan karena sebagai pemimpin di daerah lain tidak sanggup mengurus rakyatnya 'menyerang' dan membuat settingan ke pemerintahan Kabupaten Tapteng dengan mempergunakan isu-isu yang tak benar," lanjut Bakhtiar.
Dengan demikian, Bakhtiar memaparkan adanya dugaan upaya untuk menjatuhkan nama baik Pemkab Tapteng dengan menjual isu-isu warga yang tidak mendapatkan bantuan dari pemkab.
Sebelumnya pada Minggu, 26 April 2020 lalu sempat viral di sebuah berita dan video seorang ibu yang diketahui bernama Dewi Nasution (35) warga Lingkungan III Budi Luhur mengaku pernah tidak makan selama seminggu. Walaupun pengakuan itu sudah dicabut yang bersangkutan tetapi sempat menjadi buah bibir masyarakat Tapteng dan menjadi konsumsi publik.
Lihat Juga: Kisah Raja Hayam Wuruk Mangkat Picu Bencana Kelaparan yang Melemahkan Kerajaan Majapahit
(vit)