Susanti Berpesan Pelestarian Budaya Simalungun Wajib Terlaksana di Kota Pematang Siantar
loading...
A
A
A
"Untuk itu, dengan kerendahan hati saya memohon kegiatan yang harus kita lengkapi dengan public hearing ini dapat berjalan dengan baik. Supaya motto 'Sapangambei Manoktok Hitei' dapat dilekatkan dalam lambang daerah Kota Pematang Siantar," ucapnya.
Ia juga menegaskan Pemko Pematang Siantar terus mendorong agar kegiatan ini dapat terlaksana sesusai dengan yang diharapkanny, dan Perda Lambang Daerah Kota Pematang Siantar dapat disahkan.
Dengan tema kegiatan 'Milenial Berbudaya', Susanti mengajak generasi muda untuk terus berkarya dan berinovasi, serta kegiatan tersebut menjadi agenda rutin, untuk dapat menjaga dan merawat budaya Simalungun.
"Tentunya, Pemko Pematang Siantar tetap konsisten dan komitmen agar generasi muda terus menggelar kegiatan seperti ini dan menjadi agenda rutin. Dengan kegiatan ini, kita dapat merawat dan menjaga serta melestarikan budaya Simalungun. Kami mengajak untuk terus berkolaborasi kepada seluruh pihak. Terima kasih kepada seluruh panitia kegiatan ini," kata Susanti yang dilanjutkan dengan membuka kegiatan Simalungun Art Festival dan Pagelaran Seni Korps Senior Himapsi Korda Pematang Siantar.
Sebelumnya, Ketua Panitia Rado Damanik dalam laporannya mengatakan kegiatan tersebut terlaksana atas dukungan penuh Wali Kota Pematang Siantar dan beberapa tokoh budaya dan tokoh penting di Simalungun yakni Kusma Erizal Ginting,Parlindungan Purba, Junimart Girsang, Waldensius Girsang, Raja Suandi Purba, Elisben Purba dan juga Tokoh Simalungun lainnya.
Rado juga menyampaikan bagaimana Susanti memberikan support agar kegiatan yang diikuti 30 peserta tersebut dapat terlaksana dengan baik.
"Kita sadar, bang, bahwa kita tinggal di Tanoh Sapangambei Manoktok Hitei. Saya orang Jawa, tapi karena berkat Tuhan dan orang Simalungun bisa menerima, sehingga saya menjadi Wali Kota Pematang Siantar. Sehingga wajib bagi kita untuk melestarikan budaya Simalungun di Kota Pematang Siantar," ujar Rado.
Sementara itu, Kusma Erizal Ginting selaku tokoh budaya di Sumatera Utara dan juri perlombaan mars Kota Pematang Siantar dalam sambutannya menyampaikan Kota Pematang Siantar dikenal sebagai kota toleransi.
"Kota yang heterogen. Ketika orang mau belajar toleransi, salah satunya harus datang ke Pematang Siantar. Toleransi itu bukan dirancang sedemikian rupa, toleransi tumbuh di bumi Simalungun. Keringat di bumi Simalungun ini adalah keringat toleransi. Dan itu tergambar dari sang patriot Sangnaualuh Damanik dengan delapan sikapnya. Dia boleh hilang, bahkan kerajaannya. Tapi harga diri Simalungun jangan sampai hilang dari Kota Pematang Siantar," tutur Erizal.
Ia juga menegaskan Pemko Pematang Siantar terus mendorong agar kegiatan ini dapat terlaksana sesusai dengan yang diharapkanny, dan Perda Lambang Daerah Kota Pematang Siantar dapat disahkan.
Dengan tema kegiatan 'Milenial Berbudaya', Susanti mengajak generasi muda untuk terus berkarya dan berinovasi, serta kegiatan tersebut menjadi agenda rutin, untuk dapat menjaga dan merawat budaya Simalungun.
"Tentunya, Pemko Pematang Siantar tetap konsisten dan komitmen agar generasi muda terus menggelar kegiatan seperti ini dan menjadi agenda rutin. Dengan kegiatan ini, kita dapat merawat dan menjaga serta melestarikan budaya Simalungun. Kami mengajak untuk terus berkolaborasi kepada seluruh pihak. Terima kasih kepada seluruh panitia kegiatan ini," kata Susanti yang dilanjutkan dengan membuka kegiatan Simalungun Art Festival dan Pagelaran Seni Korps Senior Himapsi Korda Pematang Siantar.
Sebelumnya, Ketua Panitia Rado Damanik dalam laporannya mengatakan kegiatan tersebut terlaksana atas dukungan penuh Wali Kota Pematang Siantar dan beberapa tokoh budaya dan tokoh penting di Simalungun yakni Kusma Erizal Ginting,Parlindungan Purba, Junimart Girsang, Waldensius Girsang, Raja Suandi Purba, Elisben Purba dan juga Tokoh Simalungun lainnya.
Rado juga menyampaikan bagaimana Susanti memberikan support agar kegiatan yang diikuti 30 peserta tersebut dapat terlaksana dengan baik.
"Kita sadar, bang, bahwa kita tinggal di Tanoh Sapangambei Manoktok Hitei. Saya orang Jawa, tapi karena berkat Tuhan dan orang Simalungun bisa menerima, sehingga saya menjadi Wali Kota Pematang Siantar. Sehingga wajib bagi kita untuk melestarikan budaya Simalungun di Kota Pematang Siantar," ujar Rado.
Sementara itu, Kusma Erizal Ginting selaku tokoh budaya di Sumatera Utara dan juri perlombaan mars Kota Pematang Siantar dalam sambutannya menyampaikan Kota Pematang Siantar dikenal sebagai kota toleransi.
"Kota yang heterogen. Ketika orang mau belajar toleransi, salah satunya harus datang ke Pematang Siantar. Toleransi itu bukan dirancang sedemikian rupa, toleransi tumbuh di bumi Simalungun. Keringat di bumi Simalungun ini adalah keringat toleransi. Dan itu tergambar dari sang patriot Sangnaualuh Damanik dengan delapan sikapnya. Dia boleh hilang, bahkan kerajaannya. Tapi harga diri Simalungun jangan sampai hilang dari Kota Pematang Siantar," tutur Erizal.