Giliran Seniman Kepung Balai Kota, Ini Ungkapan Kesedihannya
loading...
A
A
A
SURABAYA - Satu per satu gelombang aksi demonstrasi terjadi di Balai Kota Surabaya . Setelah sebelumnya para pekerja di tempat hiburan malam, kini giliran para pekerja seni yang memprotes Perwali Surabaya No. 33/2020, Rabu (5/8/2020).
(Baca juga: 4 ASN Protokol Positif COVID-19, Bupati Blitar: Saya Negatif )
Para seniman itu membanjiri Jalan Sedap Malam, tepatnya di pintu masuk sebelah timur Balai Kota Surabaya . Mereka berteriak untuk menolak Perwali Surabaya No. 33/2020 sembari menunjukan berbagai atraksi seni seperti tarian, pembacaan puisi sampai ludruk.
Mereka memakai pakaian adat serta baju pertunjukan untuk melayangkan protesnya. Berkali-kali keluhan itu disampaikan para seniman untuk bisa kembali bekerja dan menyambung hidup di tengah pandemi COVID-19.
Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur, Taufik Monyong menuturkan, para seniman menuntut pencabutan Perwali Surabaya No. 33/2020 yang membatasi para seniman untuk bekerja. Mereka ingin kembali bekerja seperti dulu untuk bisa menafkahi keluarga. "Kami semua terdampak, nggak ada yang bisa kerja. Kami meminta kesempatan untuk bekerja," kata Monyong.
(Baca juga: Memalukan! Rapat Gabungan Komisi DPRD Sumba Timur Nyaris Ricuh )
Perwali Surabaya No. 33/2020, lanjutnya, membatasi semua ruang-ruang pekerjaan seniman. Pihaknya ingin pemerintah bisa peduli nasib para seniman dan bisa bekerja kembali. "Tidak ada pendapatan, para seniman ini juga pekerja professional. Harapan kami bisa kerja kembali," jelasnya.
(Baca juga: 4 ASN Protokol Positif COVID-19, Bupati Blitar: Saya Negatif )
Para seniman itu membanjiri Jalan Sedap Malam, tepatnya di pintu masuk sebelah timur Balai Kota Surabaya . Mereka berteriak untuk menolak Perwali Surabaya No. 33/2020 sembari menunjukan berbagai atraksi seni seperti tarian, pembacaan puisi sampai ludruk.
Mereka memakai pakaian adat serta baju pertunjukan untuk melayangkan protesnya. Berkali-kali keluhan itu disampaikan para seniman untuk bisa kembali bekerja dan menyambung hidup di tengah pandemi COVID-19.
Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur, Taufik Monyong menuturkan, para seniman menuntut pencabutan Perwali Surabaya No. 33/2020 yang membatasi para seniman untuk bekerja. Mereka ingin kembali bekerja seperti dulu untuk bisa menafkahi keluarga. "Kami semua terdampak, nggak ada yang bisa kerja. Kami meminta kesempatan untuk bekerja," kata Monyong.
(Baca juga: Memalukan! Rapat Gabungan Komisi DPRD Sumba Timur Nyaris Ricuh )
Perwali Surabaya No. 33/2020, lanjutnya, membatasi semua ruang-ruang pekerjaan seniman. Pihaknya ingin pemerintah bisa peduli nasib para seniman dan bisa bekerja kembali. "Tidak ada pendapatan, para seniman ini juga pekerja professional. Harapan kami bisa kerja kembali," jelasnya.
(eyt)