Pengerjaan Proyek Jembatan Gantung Palopo-Toraja Melenceng dari Target
loading...
A
A
A
PALOPO - Sebulan lebih pascalongsor di kilometer 24 jalan poros kota Palopo-kabupaten Tana Toraja, pengerjaan jembatan gantung oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulsel belum juga rampung.
Target pekerjaan yang dijanjikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, selama sebulan bisa rampung, melenceng.
Pekerja jembatan gantung di lokasi proyek memperkirakan, proyek ini baru bisa rampung dan difungsikan September bulan depan.
Dari pantauan SINDOnews di sekitar lokasi longsor, terlihat adanya pengeboran tanah dan perakitan besi menyerupai tiang berbentuk bulat.
Terdapat juga sejumlah alat berat seperti ekskavator dan crain. Selain itu, ada pula pipa besi yang besar dan panjang dengan diameter diperkirakan 1 meter.
Ruben, pengawas proyek dari BBPJN Sulsel menjelaskan, bahwa ada sejumlah kendala yang menghambat proyek ini selesai tepat waktu.
Pertama disebutkan Ruben, adalah faktor cuaca. Hujan dengan intensitas ringan dan sedang sering terjadi selama pengerjaan berlangsung.
"Akhir-akhir ini sering hujan, kadang gerimis, kadang sedang dan juga deras. Dengan kondisi seperti itu pekerjaan kami istirahatkan hingga cuaca kembali cerah," jelasnya.
Selama sebulan sejak dimulainya pengerjaan jembatan gantung ini, telah terjadi dua kali longsor kecil.
"Setiap hari koordinasi kami dengan BMKG dan TNI untuk memantau kondisi cuaca. Bahkan prediksi hari ini cerah tapi malah terjadi hujan, otomatis aktivitas kami hentikan," katanya.
Kendala lain disebutkan Ruben sulitnya akses kendaraan pengangkut material menuju lokasi proyek. Jalan yang licin akibat hujan serta kontur tanah yang labil sehingga butuh kehati-hatian mengangkut material berat ke lokasi proyek.
"Saat ini kami pada tahap pekerjaan bor file jembatan gantung. Jika rampung kami akan lanjutkan penanam tiang besi, andaikan bangunan pekerjaan sekarang adalah tahap pondasi," sebutnya.
Menurutnya, jembatan sepanjang 84 meter ini diperkirakan masih membutuhkan waktu dua bulan lebih atau paling cepat akhir September bisa rampung dan dilalui pejalan kaki dan pengendara motor roda dua.
Target pekerjaan yang dijanjikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, selama sebulan bisa rampung, melenceng.
Pekerja jembatan gantung di lokasi proyek memperkirakan, proyek ini baru bisa rampung dan difungsikan September bulan depan.
Dari pantauan SINDOnews di sekitar lokasi longsor, terlihat adanya pengeboran tanah dan perakitan besi menyerupai tiang berbentuk bulat.
Terdapat juga sejumlah alat berat seperti ekskavator dan crain. Selain itu, ada pula pipa besi yang besar dan panjang dengan diameter diperkirakan 1 meter.
Ruben, pengawas proyek dari BBPJN Sulsel menjelaskan, bahwa ada sejumlah kendala yang menghambat proyek ini selesai tepat waktu.
Pertama disebutkan Ruben, adalah faktor cuaca. Hujan dengan intensitas ringan dan sedang sering terjadi selama pengerjaan berlangsung.
"Akhir-akhir ini sering hujan, kadang gerimis, kadang sedang dan juga deras. Dengan kondisi seperti itu pekerjaan kami istirahatkan hingga cuaca kembali cerah," jelasnya.
Selama sebulan sejak dimulainya pengerjaan jembatan gantung ini, telah terjadi dua kali longsor kecil.
"Setiap hari koordinasi kami dengan BMKG dan TNI untuk memantau kondisi cuaca. Bahkan prediksi hari ini cerah tapi malah terjadi hujan, otomatis aktivitas kami hentikan," katanya.
Kendala lain disebutkan Ruben sulitnya akses kendaraan pengangkut material menuju lokasi proyek. Jalan yang licin akibat hujan serta kontur tanah yang labil sehingga butuh kehati-hatian mengangkut material berat ke lokasi proyek.
"Saat ini kami pada tahap pekerjaan bor file jembatan gantung. Jika rampung kami akan lanjutkan penanam tiang besi, andaikan bangunan pekerjaan sekarang adalah tahap pondasi," sebutnya.
Menurutnya, jembatan sepanjang 84 meter ini diperkirakan masih membutuhkan waktu dua bulan lebih atau paling cepat akhir September bisa rampung dan dilalui pejalan kaki dan pengendara motor roda dua.
(luq)