Kisah Gerakan 30 September 1965, NU Pertama Kali Sebut PKI sebagai Dalang Pemberontakan

Minggu, 24 September 2023 - 09:21 WIB
loading...
A A A
Di sejumlah daerah, yakni terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang menjadi basis suara PKI dan NU, massa Ansor NU kerap bentrok dengan orang-orang BTI, Pemuda Rakyat dan Gerwani.

Jelang peristiwa G30S PKI, perkelahian antara orang-orang NU dengan orang-orang PKI di Kediri, Blitar dan Surabaya sering terjadi. Konflik dipicu ulah orang-orang PKI BTI yang melakukan aksi sepihak terkait pelaksanaan program land reform.

Banyak aset tanah milik kiai NU, PNI dan Masyumi yang tiba-tiba diambil alih orang-orang PKI dengan dalih menegakkan program land reform. Orang-orang PKI di Kediri juga menyerang pondok pesantren.

Karenanya begitu meletus peristiwa G30S PKI, yakni dengan diculiknya para perwira tinggi angkatan darat, para pimpinan NU yang tabayyun langsung menyimpulkan PKI berada di belakang peristiwa itu.

Sebagai sikap politik terhadap peristiwa G30S PKI, pada 1 Oktober 1965, NU langsung mengeluarkan pernyataan sikap. Pertama, NU mencela dengan keras tindakan perebutan kekuasaan oleh apa yang menamakan dirinya Gerakan 30 September. Kedua, NU menolak dan menentang pembentukan Dewan Revolusi.

Sikap menentang Gerakan 30 September 1965 oleh NU ini merupakan yang terdepan. Dan dugaan PKI sebagai dalang di belakang Gerakan 30 September 1965 semakin kuat.

Pada 2 Oktober 1965 editorial Harian Rakjat, yakni surat kabar PKI menurunkan laporan mendukung Gerakan 30 September 1965. Disebutkan Gerakan 30 September 1965 untuk menyelamatkan revolusi dari kudeta yang akan dilakukan Dewan Jenderal.

Selain mengeluarkan pernyataan sikap, NU juga menyusun sejumlah langkah strategis untuk menghadapi situasi krisis yang terjadi. “Langkah ini diambil selain untuk menciptakan ketentraman di masyarakat juga sebagai langkah untuk menyelamatkan negara”.

Seiring dengan itu pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Sarwo Edhie Wibowo bergerak. Stasiun RRI yang sebelumnya dikuasai oleh Dewan Revolusi berhasil direbut kembali.

Sejumlah pimpinan, kader, dan seluruh simpatisan PKI diburu dan ditangkap. Pimpinan tertinggi PKI DN Aidit, Njoto dan Letkol Untung Sutopo ditembak mati. Pada 12 Maret 1966, PKI dibubarkan sekaligus dinyatakan sebagai partai terlarang.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1294 seconds (0.1#10.140)