Bupati Blitar Mak Rini Digeruduk Wartawan, Dituding Hidupkan Pers Gaya Orde Baru
loading...
A
A
A
BLITAR - Bupati Blitar, Rini Syarifah atau Mak Rini digeruduk puluhan wartawan lintas organisasi profesi. Para wartawan ini berunjuk rasa di Pendopo Kabupaten Blitar Ronggo Hadinegoro, menggugat kebebasan pers di Kabupaten Blitar yang dinilai semakin buruk.
Para jurnalis dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya merasa dihambat dan diintervensi, yakni terutama saat hendak mewawancarai Mak Rini. Wartawan di Blitar Raya tidak lagi bebas menyampaikan pertanyaan.
Pemkab Blitar, di bawah pemerintahan Bupati Mak Rini dinilai telah mengembalikan pers pada situasi pers orde baru. Karenanya, selain segera diakhiri, para jurnalis menuntut Bupati Blitar meminta maaf.
"Untuk doorstop saja, pertanyaan wartawan diatur oleh protokoler Pemkab Blitar. Mana yang boleh dan tidak ditanyakan," ujar April salah seorang reporter radio di Blitar Raya, Jumat (25/8/2023).
Aksi puluhan wartawan berlangsung di Pendopo Kabupaten Blitar Ronggo Hadi Negoro. Hampir seluruh pekerja media, yakni mulai jurnalis media online, radio hingga televisi, turut berunjuk rasa.
Tiba di depan pendopo, para wartawan langsung berorasi bergantian. Mereka mengenakan ikat kepala merah putih. Sejumlah wartawan membentangkan poster. Di antaranya bertuliskan "Kabupaten Blitar Darurat Kebebasan Pers", "Bupati Elit Wawancara Sulit", dan "Bupati Jangan Takut Diwawancarai Wartawan".
Para jurnalis dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya merasa dihambat dan diintervensi, yakni terutama saat hendak mewawancarai Mak Rini. Wartawan di Blitar Raya tidak lagi bebas menyampaikan pertanyaan.
Pemkab Blitar, di bawah pemerintahan Bupati Mak Rini dinilai telah mengembalikan pers pada situasi pers orde baru. Karenanya, selain segera diakhiri, para jurnalis menuntut Bupati Blitar meminta maaf.
"Untuk doorstop saja, pertanyaan wartawan diatur oleh protokoler Pemkab Blitar. Mana yang boleh dan tidak ditanyakan," ujar April salah seorang reporter radio di Blitar Raya, Jumat (25/8/2023).
Aksi puluhan wartawan berlangsung di Pendopo Kabupaten Blitar Ronggo Hadi Negoro. Hampir seluruh pekerja media, yakni mulai jurnalis media online, radio hingga televisi, turut berunjuk rasa.
Tiba di depan pendopo, para wartawan langsung berorasi bergantian. Mereka mengenakan ikat kepala merah putih. Sejumlah wartawan membentangkan poster. Di antaranya bertuliskan "Kabupaten Blitar Darurat Kebebasan Pers", "Bupati Elit Wawancara Sulit", dan "Bupati Jangan Takut Diwawancarai Wartawan".