Terkenang Didikan Seni dari Sang Proklamator, Megawati Bahagia Resmikan Patung Bung Karno
loading...
A
A
A
SLEMAN - Peresmian patung Bung Karno di Oemah Petroek, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, disambut dengan suka cita oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Dia mengaku bahagia bisa hadir meresmikan patung Bung Karno, dan terkenang kembali memori masa kecil saat mendapatkan didikan seni dari Bung Karno.
Megawati mengaku meskipun di pelosok yang jauh dari kota, namun dirinya akan tetap berusaha menghadiri undangan peresmian patung Bung Karno. Karena sejak menjadi anggota DPR, Megawati mengaku sering turun ke bawah menemui rakyat.
"Ya sama petani, ya ngobrolnya di pematang sawah, kalau disuruh lesehan ya lesehan. Karena ya bagaimana ya, ndak mungkin kalau orang pemimpin ya harus seperti itu," terang Megawati.
Lebih lanjut Megawati mengaku, justru luar biasa senangnya diundang menghadiri peresmian di rumah yang menjunjung tinggi toleransi tersebut. Dia bahagia karena menghadiri acara berisi berbagai kesenian dan tradisi tersebut.
Biasanya, jika dia diundang itu pasti urusannya politik saja. Namun kali ini dia merasa sangat senang, karena memang bapaknya yaitu Bung Karno tidak hanya sebagai politisi namun juga seniman. "Nah kali ini saya kok senang banget, karena di sini ayah saya itu bukan hanya politisi, beliau ya seniman," terangnya.
Megawati kemudian bercerita ketika masa kecil, delapan anak Bung Karno semuanya diajari menari. Semua anak Bung Karno harus mulai bisa menari di usia lima tahun. Sehingga ketika melihat ada penari yang sedang tampil, dia mengaku juga bergoyang.
"Anaknya Bung Karno itu berdelapan, jadi kami itu semua umur lima tahun mulai diajari menari. Bayangkan, mulai umur lima tahun sudah menari, jadi saya bisa menari Jawa menari Sunda, Bali, dan sebagainya," ujarnya.
Menurut dia, Bung Karno memang dengan keras memerintahkan anaknya untuk belajar menari. Meski dulu menganggapnya kejam, namun Megawati mengaku saat ini ada gunanya. Karena dengan menari dapat membentuk bangun tubuh dengan bagus.
Dengan menari dapat mengolah rasa, mata dan tubuh menjadi lebih peka. Karena menari itu seperti belajar piano, di mana ada bagian-bagian tertentu yang harus dicermati agar menyesuaikan gerak tubuh dengan musik yang dimainkan oleh pengiring.
Megawati mengaku beruntung, karena masih menjumpai tempat seperti Oemah Petroek ini dan mungkin di tempat lain. Karena dengan tempat seperti Oemah Petroek ini, maka kepribadian bangsa tidak mudah dirubah.
"Yang kumpul ini budayawan, rohanian, seniman, karena biasanya gatuk (cocok), karena rata-rata mereka punya roso, tapi kalau orang di luar itu menurut saya itu hanya fisiknya," imbuh Megawati.
Baca Juga
Megawati mengaku meskipun di pelosok yang jauh dari kota, namun dirinya akan tetap berusaha menghadiri undangan peresmian patung Bung Karno. Karena sejak menjadi anggota DPR, Megawati mengaku sering turun ke bawah menemui rakyat.
"Ya sama petani, ya ngobrolnya di pematang sawah, kalau disuruh lesehan ya lesehan. Karena ya bagaimana ya, ndak mungkin kalau orang pemimpin ya harus seperti itu," terang Megawati.
Lebih lanjut Megawati mengaku, justru luar biasa senangnya diundang menghadiri peresmian di rumah yang menjunjung tinggi toleransi tersebut. Dia bahagia karena menghadiri acara berisi berbagai kesenian dan tradisi tersebut.
Biasanya, jika dia diundang itu pasti urusannya politik saja. Namun kali ini dia merasa sangat senang, karena memang bapaknya yaitu Bung Karno tidak hanya sebagai politisi namun juga seniman. "Nah kali ini saya kok senang banget, karena di sini ayah saya itu bukan hanya politisi, beliau ya seniman," terangnya.
Megawati kemudian bercerita ketika masa kecil, delapan anak Bung Karno semuanya diajari menari. Semua anak Bung Karno harus mulai bisa menari di usia lima tahun. Sehingga ketika melihat ada penari yang sedang tampil, dia mengaku juga bergoyang.
"Anaknya Bung Karno itu berdelapan, jadi kami itu semua umur lima tahun mulai diajari menari. Bayangkan, mulai umur lima tahun sudah menari, jadi saya bisa menari Jawa menari Sunda, Bali, dan sebagainya," ujarnya.
Menurut dia, Bung Karno memang dengan keras memerintahkan anaknya untuk belajar menari. Meski dulu menganggapnya kejam, namun Megawati mengaku saat ini ada gunanya. Karena dengan menari dapat membentuk bangun tubuh dengan bagus.
Dengan menari dapat mengolah rasa, mata dan tubuh menjadi lebih peka. Karena menari itu seperti belajar piano, di mana ada bagian-bagian tertentu yang harus dicermati agar menyesuaikan gerak tubuh dengan musik yang dimainkan oleh pengiring.
Megawati mengaku beruntung, karena masih menjumpai tempat seperti Oemah Petroek ini dan mungkin di tempat lain. Karena dengan tempat seperti Oemah Petroek ini, maka kepribadian bangsa tidak mudah dirubah.
"Yang kumpul ini budayawan, rohanian, seniman, karena biasanya gatuk (cocok), karena rata-rata mereka punya roso, tapi kalau orang di luar itu menurut saya itu hanya fisiknya," imbuh Megawati.
(eyt)