Kisah Tragis Roro Jonggrang Terkena Kutukan Mati Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
loading...
A
A
A
Melihat hal itu, Roro Jonggrang cemas dan meminta pertolongan masyarakat Prambanan agar menumbuk lesung. Roro Jonggrang lalu melempar selendang merahnya, dan ayam jago langsung berkokok sahut-sahutan.
Mendengar kokok ayam jago, pasukan gaib Bondowoso langsung meninggalkan pekerjaan membangun candinya yang baru 999.
Tetapi Bandung Bondowoso tahu, hal itu akal-akal Roro Jonggrang saja. Karena hari masih malam. Dengan murka, dia lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung untuk melengkapi bangunan candi 999 yang telah dibangun.
Patung itu lalu dikenang sebagai Roro Jonggrang. Demikian kisah cinta tragis Roro Jonggrang akhirnya mendunia.
Lantas, seperti apa faktanya? Candi Prambanan pertama kali dibangun pada tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan, sebagai tandingan atas candi Budha Borobudur dan candi Sewu yang lebih dulu berdiri.
Kemudian, pembangunan candi diperluas dan disempurnakan oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu. Menurut prasasti Siwagraha 856 Masehi, pambangunan candi ini dimaksudkan untuk memuliakan Dewa Siwa.
Pada masa raja-raja Medang Mataram berikutnya, yakni Raja Daksa dan Tulodong, kompleks candi diperluas lagi dengan membangun ratusan candi di sekitar candi utama, untuk upacara penting Kerajaan Mataram.
Penelitian pertama terhadap candi Roro Jonggrang dilakukan pada masa kolonial Belanda, tahun 1733. Saat pertama ditemukan oleh CA Lons, reruntuhan candi Roro Jonggrang sudah tertutup semak dan pepohonan.
Mendengar kokok ayam jago, pasukan gaib Bondowoso langsung meninggalkan pekerjaan membangun candinya yang baru 999.
Tetapi Bandung Bondowoso tahu, hal itu akal-akal Roro Jonggrang saja. Karena hari masih malam. Dengan murka, dia lalu mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung untuk melengkapi bangunan candi 999 yang telah dibangun.
Patung itu lalu dikenang sebagai Roro Jonggrang. Demikian kisah cinta tragis Roro Jonggrang akhirnya mendunia.
Lantas, seperti apa faktanya? Candi Prambanan pertama kali dibangun pada tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan, sebagai tandingan atas candi Budha Borobudur dan candi Sewu yang lebih dulu berdiri.
Kemudian, pembangunan candi diperluas dan disempurnakan oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu. Menurut prasasti Siwagraha 856 Masehi, pambangunan candi ini dimaksudkan untuk memuliakan Dewa Siwa.
Pada masa raja-raja Medang Mataram berikutnya, yakni Raja Daksa dan Tulodong, kompleks candi diperluas lagi dengan membangun ratusan candi di sekitar candi utama, untuk upacara penting Kerajaan Mataram.
Penelitian pertama terhadap candi Roro Jonggrang dilakukan pada masa kolonial Belanda, tahun 1733. Saat pertama ditemukan oleh CA Lons, reruntuhan candi Roro Jonggrang sudah tertutup semak dan pepohonan.