Ada Jejak Etimologi Mataram Islam di Rowokangkung Lumajang

Minggu, 06 Agustus 2023 - 18:23 WIB
loading...
A A A
Bahasa yang dipakai sehari-hari sebagian besar masyarakat Lumajang, adalah bahasa arek atau arekan. Kata-kata diucapkan dengan tempo cepat, tegas, serta logat dengan tone yang relatif tinggi.

Irama itu serupa dengan dialek sebagian masyarakat Surabaya, Malang, Jombang, Mojokerto, dan sekitarnya. Bagi yang tidak terbiasa mendengar, kerap disalahpahami sebagai ungkapan kegusaran, padahal tidak.

Untuk menanyakan sebuah kabar atau situasi yang sedang terjadi misalnya, warga Lumajang, lebih memakai frasa "Yo opo", bukan "Ngopo" atau "Piye" seperti yang digunakan masyarakat Mataraman (eks Karesidenan Kediri, dan Madiun).

Menyebut kata makan dengan "Mangan", bukan "Maem". Memakai sebutan "Cak" atau "Cacak", bukan "Mas" atau "Kang" untuk sebutan kakak laki-laki. Sebagian besar warga Lumajang juga memakai diksi "Arek", bukan "Bocah" untuk menyebut anak atau yang usianya lebih muda.

"Yo opo kabare rek?" (Bagaimana kabarnya?), bukan "Piye kabare cah?". Namun kebiasaan umum budaya arek di Lumajang itu, ternyata tidak berlaku sepenuhnya di masyarakat Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung.



Warga Desa Kedungrejo, selalu memakai sebutan bocah daripada arek. "Dari dahulu di sini (Kedungrejo) masyarakat menyebut bocah, bukan arek," tutur Gunawan (52) salah seorang warga Kedungrejo.

Banyak diksi di wilayah mataraman, yang ditemukan di masyarakat Kedungrejo. Misalnya untuk mengungkapkan kebosanan, warga Kedungrejo memakai diksi "Waleh" yang biasa dipakai masyarakat Kediri. atau Blitar.

Mereka tidak menggunakan kata "bosen" yang biasa dipakai masyarakat Lumajang, dan arekan pada umumnya. Begitu juga untuk ungkapan penolakan, lebih memilih diksi "Wegah" atau "Emoh", bukan "Nggak" atau "Ndak".

Setahu Gunawan, banyak leluhur Desa Kedungrejo, yang berasal dari wilayah mataraman, yakni eks karesidenan Kediri. Buyut Gunawan sendiri berasal dari wilayah Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Trenggalek.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.3733 seconds (0.1#10.140)