Perang Tomat di Lereng Gunung Slamet, Ratusan Petani Saling Serang dengan 4 Kuintal Tomat
loading...
A
A
A
PURBALINGGA - Ratusan petani di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah mengelar Perang Tomat. Mereka saling serang dengan melempar buah tomat.
Ratusan petani di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah mengelar Perang Tomat. Foto/iNews TV/Catur Edi Purwanto
Perang Tomat yang digelar di lereng Gunung Slamet ini merupakan perwujudan rasa gembira dan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan menjalin tali silaturahmi antar petani.
Sejak pagi, ratusan petani telah bersiap mengikuti tradisi Perang Tomat yang digelar Pemerintah Desa Serang.
Asal usul perang tomat konon berawal dari sejarah nama Desa Serang. Banyak jawara dari daerah lain datang untuk menguji kesaktian sesepuh desa dan para jawara Desa Serang.
Dalam perang tersebut, para jawara sering meneriakkan kata serang saat berperang. Sehingga sesepuh dan para jawara menamakan lokasi berperang menjadi Desa Serang.
Ketua Panitia Perang Tomat, Pulung menjelaskan, warga dan para petani menggelar perang buah tomat untuk melestarikan tradisi perang yang ada di desanya.
"Peserta Perang Tomat merupakan petani dan warga Desa Serang, baik laki laki maupun perempuan," katanya, dikutip Senin (31/7/2023).
Ratusan petani di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah mengelar Perang Tomat. Foto/iNews TV/Catur Edi Purwanto
Perang Tomat yang digelar di lereng Gunung Slamet ini merupakan perwujudan rasa gembira dan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan menjalin tali silaturahmi antar petani.
Sejak pagi, ratusan petani telah bersiap mengikuti tradisi Perang Tomat yang digelar Pemerintah Desa Serang.
Asal usul perang tomat konon berawal dari sejarah nama Desa Serang. Banyak jawara dari daerah lain datang untuk menguji kesaktian sesepuh desa dan para jawara Desa Serang.
Dalam perang tersebut, para jawara sering meneriakkan kata serang saat berperang. Sehingga sesepuh dan para jawara menamakan lokasi berperang menjadi Desa Serang.
Ketua Panitia Perang Tomat, Pulung menjelaskan, warga dan para petani menggelar perang buah tomat untuk melestarikan tradisi perang yang ada di desanya.
"Peserta Perang Tomat merupakan petani dan warga Desa Serang, baik laki laki maupun perempuan," katanya, dikutip Senin (31/7/2023).