Halal Institute Gandeng PKH UIN Bandung Gelar Pelatihan Juru Sembelih
loading...
A
A
A
SJ Arifin berkomitmen untuk terus melaksanakan pelatihan Juleha dengan bundling uji kompetensi, apalagi sejak bekerja sama dengan Akademi Juleha PKH UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang juga memiliki komitmen yang sama, menyediakan SDM Juru Sembelih Halal untuk melayani Program Jaminan Produk Halal di Indonesia.
"Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap bulan," ucapnya.
Ketua PKH UIN Bandung Tri Cahyanto mengatakan, Juru Sembelih Halal merupakan profesi yang wajib ada dalam rantai Jaminan Produk Halal (JPH).
"Segala produk makanan yang mengandung unsur hewan sembelihan wajib menyertakan daging yang sudah memiliki sertifikat halal. Sedangkan sertifikasi halal pada daging memerlukan keberadaan SDM Juleha," katanya.
Menurut Tri, daging merupakan bahan baku dari sebagian besar produk makanan maka kebutuhan SDM Juleha sebanding dengan jumlah rumah pemotongan hewan, hingga pemotongan mandiri.
"Jumlah ini sangat besar, bisa mencapai puluhan ribu orang. Jumlah tersebut masih sangat jauh dari kenyataan riil jumlah juleha yang memiliki sertifikat. Apalagi disandingkan dengan target sertifikasi halal pada Oktober 2024," ujarnya.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan lembaga-lembaga negara lain, kata dia, selama ini menjadi ujung tombak pelatihan juleha. Namun dengan kapasitas penganggaran negara yang terbatas sangat tidak mungkin mengharapkan seluruh juleha dilatih dengan anggaran pemerintah.
"Salah satu solusinya adalah membuka pelatihan berbayar untuk masyarakat yang ingin menjadi juleha atau mengharapkan memiliki sertifikat juleha," ucapnya.
"Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap bulan," ucapnya.
Ketua PKH UIN Bandung Tri Cahyanto mengatakan, Juru Sembelih Halal merupakan profesi yang wajib ada dalam rantai Jaminan Produk Halal (JPH).
"Segala produk makanan yang mengandung unsur hewan sembelihan wajib menyertakan daging yang sudah memiliki sertifikat halal. Sedangkan sertifikasi halal pada daging memerlukan keberadaan SDM Juleha," katanya.
Menurut Tri, daging merupakan bahan baku dari sebagian besar produk makanan maka kebutuhan SDM Juleha sebanding dengan jumlah rumah pemotongan hewan, hingga pemotongan mandiri.
"Jumlah ini sangat besar, bisa mencapai puluhan ribu orang. Jumlah tersebut masih sangat jauh dari kenyataan riil jumlah juleha yang memiliki sertifikat. Apalagi disandingkan dengan target sertifikasi halal pada Oktober 2024," ujarnya.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan lembaga-lembaga negara lain, kata dia, selama ini menjadi ujung tombak pelatihan juleha. Namun dengan kapasitas penganggaran negara yang terbatas sangat tidak mungkin mengharapkan seluruh juleha dilatih dengan anggaran pemerintah.
"Salah satu solusinya adalah membuka pelatihan berbayar untuk masyarakat yang ingin menjadi juleha atau mengharapkan memiliki sertifikat juleha," ucapnya.
(ams)