Bupati Bolmong Tetapkan Status Tanggap Darurat 14 Hari
loading...
A
A
A
BOLAANG MONGONDOW - Pasca banjir yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut), Bupati Bolaang Mongondow menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung pada 25 Juli hingga 7 Agustus 2020.
(Baca juga: Banjir di Bolsel Sulawesi Utara, Ribuan Warga Terdampak )
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menjelaskan, Pusat Pengendali Operasi BNPB mengidentifikasi beberapa bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, di beberapa wilayah Indonesia jelang akhir minggu keempat Juli 2020 termasuk salah satunya Salah satunya melanda sejumlah desa di Bolmong.
BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow kata dia, melaporkan banjir dan longsor terjadi di tiga kecamatan. Bencana tersebut terjadi pada Sabtu (25/7/2020), pukul 03.30 waktu setempat. Tiga kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Dumoga Barat, Dumoga Tengah dan Dumoga Utara, sedangkan jumlah desa terdampak di tiga kecamatan tersebut sejumlah sepuluh desa.
(Baca juga: Pendaki yang Tersesat di Manglayang Ditemukan Selamat )
"Desa-desa yang terdampak di tiga kecamatan sebagai berikut Desa Doloduo, Doloduo III, Ikhwan, Wangga Baru dan Wangga Baru (Kecamatan Dumoga Barat), Desa Kosio Induk dan Kosio Barat (Dumoga Tengah), Desa Dondomon, Dondomon Utara dan Dondomon Selatan (Dumoga Utara)," ujarnya.
Sebanyak 301 KK (905 orang) mengungsi ke rumah kerabat, sedangkan 259 rumah terdampak. Dampak lain berupa jalan penghubung Desa Doloduo III-Desa Toraut Amblas dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
Terdapat sepuluh titik longsoran pada ruas jalan Doloduo-Molibagu sebagai akses penghubung Kabupaten Bolaang Mongodow dan Bolaang Selatan. Di samping jalan penghubung, jembatan Kosio penghubung Kecamatan Dumoga Tengah dan Kecamatan Dumoga Barat amblas sepanjang tujuh meter.
"BPBD dan dinas terkait lainnya telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat, evakuasi korban dan koordinasi dengan instansi terkait. Alat berat dan jembatan darurat telah dikerahkan untuk membuka akses penghubung Desa Doloduo III dan Desa Toraut," katanya.
(Baca juga: Pemotor Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Tanpa Palang Pintu )
Sebelumnya, Kabid Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong, Rafik Andhika Alamri menjelaskan, kejadian banjir di sana dipicu salah satunya karena hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang jatuh di wilayah Bolaang Mongodow.
Hujan menyebabkan debit Sungai Ongkag Dumoga dan debit Air Bendung Toraut meluap dengan tinggi muka air 50-200 cm. Kondisi pada pukul 17.30 waktu setempat menunjukkan cuaca mendung dan berawan tebal.
"Saat ini tim dari Balai Jalan Nasional bersama Dinas PU dan BPBD sedang melakukan kajian langsung di lokasi untuk pembuatan jembatan darurat serta pembersihan material longsor yang menutupi badan jalan. Kebutuhan masyarakat yang saat ini sangat mendesak yaitu meliputi makanan siap saji, perlengkapan tidur, alat berat dan jembatan darurat," tutur Alamri.
(Baca juga: Banjir di Bolsel Sulawesi Utara, Ribuan Warga Terdampak )
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menjelaskan, Pusat Pengendali Operasi BNPB mengidentifikasi beberapa bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, di beberapa wilayah Indonesia jelang akhir minggu keempat Juli 2020 termasuk salah satunya Salah satunya melanda sejumlah desa di Bolmong.
BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow kata dia, melaporkan banjir dan longsor terjadi di tiga kecamatan. Bencana tersebut terjadi pada Sabtu (25/7/2020), pukul 03.30 waktu setempat. Tiga kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Dumoga Barat, Dumoga Tengah dan Dumoga Utara, sedangkan jumlah desa terdampak di tiga kecamatan tersebut sejumlah sepuluh desa.
(Baca juga: Pendaki yang Tersesat di Manglayang Ditemukan Selamat )
"Desa-desa yang terdampak di tiga kecamatan sebagai berikut Desa Doloduo, Doloduo III, Ikhwan, Wangga Baru dan Wangga Baru (Kecamatan Dumoga Barat), Desa Kosio Induk dan Kosio Barat (Dumoga Tengah), Desa Dondomon, Dondomon Utara dan Dondomon Selatan (Dumoga Utara)," ujarnya.
Sebanyak 301 KK (905 orang) mengungsi ke rumah kerabat, sedangkan 259 rumah terdampak. Dampak lain berupa jalan penghubung Desa Doloduo III-Desa Toraut Amblas dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.
Terdapat sepuluh titik longsoran pada ruas jalan Doloduo-Molibagu sebagai akses penghubung Kabupaten Bolaang Mongodow dan Bolaang Selatan. Di samping jalan penghubung, jembatan Kosio penghubung Kecamatan Dumoga Tengah dan Kecamatan Dumoga Barat amblas sepanjang tujuh meter.
"BPBD dan dinas terkait lainnya telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat, evakuasi korban dan koordinasi dengan instansi terkait. Alat berat dan jembatan darurat telah dikerahkan untuk membuka akses penghubung Desa Doloduo III dan Desa Toraut," katanya.
(Baca juga: Pemotor Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Tanpa Palang Pintu )
Sebelumnya, Kabid Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong, Rafik Andhika Alamri menjelaskan, kejadian banjir di sana dipicu salah satunya karena hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang jatuh di wilayah Bolaang Mongodow.
Hujan menyebabkan debit Sungai Ongkag Dumoga dan debit Air Bendung Toraut meluap dengan tinggi muka air 50-200 cm. Kondisi pada pukul 17.30 waktu setempat menunjukkan cuaca mendung dan berawan tebal.
"Saat ini tim dari Balai Jalan Nasional bersama Dinas PU dan BPBD sedang melakukan kajian langsung di lokasi untuk pembuatan jembatan darurat serta pembersihan material longsor yang menutupi badan jalan. Kebutuhan masyarakat yang saat ini sangat mendesak yaitu meliputi makanan siap saji, perlengkapan tidur, alat berat dan jembatan darurat," tutur Alamri.
(eyt)