Dianiaya Senior hingga Kencing Darah, Taruna PIP Semarang Lapor Polda Jateng
loading...
A
A
A
SEMARANG - MG (19) taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, melapor ke Polda Jateng, atas dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya. Akibat penganiayaan itu, MG mengalami sejumlah luka.
Selain itu, MG juga mengalami penganiayaan fisik maupun verbal yang diduga dilakukan oleh para dosen pembina dan pengasuh (binsuh) PIP. Dugaan penganiayaan di PIP ini, diungkap Ignatius Radit dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang.
"Klien kami sampai kencing darah, ulu hati sakit, luka dalam, gampang sakit perut, bolak-balik ke toilet," kata Radit, saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, Rabu (14/6/2023).
Selain itu, akibat kekerasan yang dialami, pada bagian putih bola mata MG juga sampai terdapat gumpalan darah. Dia mencatat, kliennya mendapat kekerasan hingga tiga kali. Pertama oleh staf ASN PIP yakni para binsuh itu, kedua oleh para senior dan ketiga juga oleh tujuh orang seniornya.
MG adalah taruna PIP Semarang angkatan tahun 2022. Pendampingan oleh LBH Semarang, sebut Radit, berawal dari ibunda korban di Jakarta, melapor ke LBH Jakarta, terkait dugaan kekerasan yang diderita anaknya. Saat penganiayaan ke tiga oleh tujuh seniornya itulah LBH Semarang mulai melakukan pendampingan.
Menurut Radit, untuk perkara ini, pihaknya telah melapor ke Polda Jateng, dan saat ini sudah mendapatkan register surat tanda terima laporan (STTP) pada 6 Desember 2022 lalu.
Saat melapor dugaan penganiayaan ke Polda Jateng itu, kata Radit, pihaknya menyertakan beberapa bukti di antaranya foto kondisi mata korban yang berdarah hingga hasil rekam medis.
Selain itu, MG juga mengalami penganiayaan fisik maupun verbal yang diduga dilakukan oleh para dosen pembina dan pengasuh (binsuh) PIP. Dugaan penganiayaan di PIP ini, diungkap Ignatius Radit dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang.
"Klien kami sampai kencing darah, ulu hati sakit, luka dalam, gampang sakit perut, bolak-balik ke toilet," kata Radit, saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, Rabu (14/6/2023).
Selain itu, akibat kekerasan yang dialami, pada bagian putih bola mata MG juga sampai terdapat gumpalan darah. Dia mencatat, kliennya mendapat kekerasan hingga tiga kali. Pertama oleh staf ASN PIP yakni para binsuh itu, kedua oleh para senior dan ketiga juga oleh tujuh orang seniornya.
MG adalah taruna PIP Semarang angkatan tahun 2022. Pendampingan oleh LBH Semarang, sebut Radit, berawal dari ibunda korban di Jakarta, melapor ke LBH Jakarta, terkait dugaan kekerasan yang diderita anaknya. Saat penganiayaan ke tiga oleh tujuh seniornya itulah LBH Semarang mulai melakukan pendampingan.
Menurut Radit, untuk perkara ini, pihaknya telah melapor ke Polda Jateng, dan saat ini sudah mendapatkan register surat tanda terima laporan (STTP) pada 6 Desember 2022 lalu.
Saat melapor dugaan penganiayaan ke Polda Jateng itu, kata Radit, pihaknya menyertakan beberapa bukti di antaranya foto kondisi mata korban yang berdarah hingga hasil rekam medis.
(eyt)