Konflik Lahan Suku Mee dan Dani Tewaskan 3 Orang, Massa dari 3 Kabupaten Kepung Nabire
loading...
A
A
A
NABIRE - Konflik lahan antara Suku Mee dan Suku Dani yang menewaskan 3 orang di Nabire, Papua Tengah , Senin (5/6/2023) lalu memicu mobilisasi massa dari tiga kabupaten lain di provinsi itu.
Mobilisasi massa yang melibatkan tiga kabupaten di wilayah Papua Tengah itu terjadi, Rabu, (7/6/2023). Mereka berasal dari Kabupaten Paniai, Deiyai, dan Dogiyai. Massa tiba di Nabire dengan mengendarai puluhan mobil.
Tuntutan massa dari Suku Mee di tiga kabupaten wilayah Papua Tengah ini merupakan aksi solidaritas untuk meminta agar Suku Dani segera meninggalkan lahan yang merupakan wilayah adat Suku Mee yang sudah ditinggali secara turun temurun.
Selain itu, tuntutan lainnya adalah penanaman batas pilar adat yang jelas agar konflik serupa tidak terjadi di masa depan.
Massa juga menuntut agar pelaku utama yang bertanggung jawab atas munculnya permasalahan lahan ini ditangkap dan diproses hukum dengan segera, guna meredakan konflik yang sedang terjadi.
Otopianus Tebay, Anggota DPD RI yang juga merupakan Ketua DPW Partai Perindo Papua Tengah, meminta kepada Penjabat Gubernur Papua Tengah, Bupati Nabire, Kapolres, dan Dandim 1705 Nabire untuk bersama-sama mencari solusi dan memediasi permasalahan ini.
“Tujuannya adalah agar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik segera menemukan solusi yang memadai, guna memastikan kelancaran pembangunan di daerah otonom baru,” kata kader Partai Perindo ini.
Mobilisasi massa yang melibatkan tiga kabupaten di wilayah Papua Tengah itu terjadi, Rabu, (7/6/2023). Mereka berasal dari Kabupaten Paniai, Deiyai, dan Dogiyai. Massa tiba di Nabire dengan mengendarai puluhan mobil.
Tuntutan massa dari Suku Mee di tiga kabupaten wilayah Papua Tengah ini merupakan aksi solidaritas untuk meminta agar Suku Dani segera meninggalkan lahan yang merupakan wilayah adat Suku Mee yang sudah ditinggali secara turun temurun.
Selain itu, tuntutan lainnya adalah penanaman batas pilar adat yang jelas agar konflik serupa tidak terjadi di masa depan.
Massa juga menuntut agar pelaku utama yang bertanggung jawab atas munculnya permasalahan lahan ini ditangkap dan diproses hukum dengan segera, guna meredakan konflik yang sedang terjadi.
Otopianus Tebay, Anggota DPD RI yang juga merupakan Ketua DPW Partai Perindo Papua Tengah, meminta kepada Penjabat Gubernur Papua Tengah, Bupati Nabire, Kapolres, dan Dandim 1705 Nabire untuk bersama-sama mencari solusi dan memediasi permasalahan ini.
“Tujuannya adalah agar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik segera menemukan solusi yang memadai, guna memastikan kelancaran pembangunan di daerah otonom baru,” kata kader Partai Perindo ini.