Awas! 3 Daerah di Kepri Rawan Karhutla saat Puncak Musim Kemarau
loading...
A
A
A
BATAM - Tiga daerah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), rawan terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kerawanan terjadinya karhutla ini, terjadi saat puncak musim kemarau pada bulan Juli-September 2023.
Kepala BPBD Provinsi Kepri, Muhammad Hasbi mengatakan, tiga daerah di Kepri yang memiliki kerawanan bencana karhutla itu, yakni wilayah Kabupaten Natuna, Kabupaten Bintan, dan Kota Tanjungpinang.
"Natuna, Bintan, dan Tanjungpinang masuk daerah yang paling rawan terjadi bencana karhutla. Hal ini dikarenakan, di ketiga daerah itu masih banyak terdapat hutan kering," ujar Hasbi.
Sedangkan daerah lainnya di Kepri, seperti Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Anambas, dan Kabupaten Lingga tidak terlalu rawan karhutla, karena hutan di sana tidak sebanyak di daerah lainnya. "Tapi tetap kami mengimbau kepada pemerintah setempat untuk melakukan antisipasi," katanya.
Hasbi menjelaskan, untuk mengantisipasi karhutla, pihaknya sudah berkoordinasi dengan masing-masing pemerintah daerah, guna melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap kerawanan bencana karhutla. "Nanti pemerintah di daerah masing-masing, yang akan menentukan langkah-langkah apa yang mau diambil, dan kami akan membantu apabila dibutuhkan," ucapnya.
Pemkab Natuna, telah membentuk satgas penanggulangan bencana multi sektoral, dengan memetakan titik karhutla, serta kekeringan sumber air bersih. "Pemkab Natuna, 4 Mei 2023, sudah melakukan rapat koordinasi penanggulangan bencana karhutla dan kekeringan pada tahun ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Natuna, Raja Darmika.
Dalam rapat koordinasi tersebut, katanya, BPBD Natuna juga diminta membentuk posko mitigasi bencana karhutla dan kekeringan guna disosialisasikan kepada masyarakat. Tahun 2023, menurut perkiraan BMKG, Natuna akan mengalami puncak musim kemarau. "Puncak musim kemarau di Natuna terjadi pada bulan Juli-September 2023," ucapnya.
Kepala BPBD Provinsi Kepri, Muhammad Hasbi mengatakan, tiga daerah di Kepri yang memiliki kerawanan bencana karhutla itu, yakni wilayah Kabupaten Natuna, Kabupaten Bintan, dan Kota Tanjungpinang.
"Natuna, Bintan, dan Tanjungpinang masuk daerah yang paling rawan terjadi bencana karhutla. Hal ini dikarenakan, di ketiga daerah itu masih banyak terdapat hutan kering," ujar Hasbi.
Sedangkan daerah lainnya di Kepri, seperti Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Anambas, dan Kabupaten Lingga tidak terlalu rawan karhutla, karena hutan di sana tidak sebanyak di daerah lainnya. "Tapi tetap kami mengimbau kepada pemerintah setempat untuk melakukan antisipasi," katanya.
Hasbi menjelaskan, untuk mengantisipasi karhutla, pihaknya sudah berkoordinasi dengan masing-masing pemerintah daerah, guna melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap kerawanan bencana karhutla. "Nanti pemerintah di daerah masing-masing, yang akan menentukan langkah-langkah apa yang mau diambil, dan kami akan membantu apabila dibutuhkan," ucapnya.
Pemkab Natuna, telah membentuk satgas penanggulangan bencana multi sektoral, dengan memetakan titik karhutla, serta kekeringan sumber air bersih. "Pemkab Natuna, 4 Mei 2023, sudah melakukan rapat koordinasi penanggulangan bencana karhutla dan kekeringan pada tahun ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Natuna, Raja Darmika.
Dalam rapat koordinasi tersebut, katanya, BPBD Natuna juga diminta membentuk posko mitigasi bencana karhutla dan kekeringan guna disosialisasikan kepada masyarakat. Tahun 2023, menurut perkiraan BMKG, Natuna akan mengalami puncak musim kemarau. "Puncak musim kemarau di Natuna terjadi pada bulan Juli-September 2023," ucapnya.
(eyt)