Kisah Sunan Gunung Jati dan Kesaktian Keris Sanghyang Naga
loading...
A
A
A
Jadi kerangka itu terbuat dari tiga macam kayu yang menjadi ciri dari keris tersebut. Itulah keramatnya wali yang mewujud berupa Keris Sanghyang Naga. Adapun Ki Bongkok itu ternama sebagai ahli Jaida. Ki Bongkok itu sebetulnya murid Aulia Syekh Benthong.
Dikisahkan Sunan Gunung Jati tengah duduk di Dalem Pakungwati, putranya Pangeran Pasarean datang menghadap disertai oleh istrinya Ratu Mas Dewi. Sang anak bertanya darimana Sunan Gunung Jati mendapat keris itu.
Sunan Gunung Jati lantas menjawab diperoleh ketika tengah beribadah di malam Lailatul Qadar. Sunan Gunung Jati bercerita bahwa ada ular naga yang datang kepadanya atas izin Allah. Kemudian Sunan Gunung Jati memegang ular naga itu dan berubah menjadi keris.
Sunan Gunung Jati berujar "Karena keris ini dengan kehendak Allah pasti akan menghilang kembali. Bilamana kelak tak mampu meminta sih-Nya Yang Maha Esa, maka pasti akan menderita anak- cucu di kemudian hari. Orang mudalah yang kelak akan meneruskan sejarah. sedangkan orang tua ini hanyalah yang membawa asal muasal. Dahulu waktu di Talaga aku telah menjadi takabur, pasti akan datang akibatnya di kemudian hari".
Kesaktian Keris Sangyang Naga
Naskah klasik Cirebon menyebutkan, Keris Sanghyang Naga Sunan Gunung Jati sangatlah sakti. Keris pusaka inilah yang digunakan sebagai pendamping dalam menaklukkan Jakarta dan Sunda Kelapa saat itu.
Keris ini pula yang sangat berjasa dalam membuat masyarakat tanah Pasundan memeluk Islam dan seluruh ajarannya.
Mereka meyakini keris pusaka Sunan Gunung Jati ini sebuah mukjizat, dimana seseorang yang mau dekat dan bertafakur kepada Allah SWT maka akan mendapatkan sebuah kesaktian langsung dari Allah SWT.
Kedekatan manusia dengan Tuhannya membuat energi dalam tubuh manusia penuh dengan energi Spiritual Ilahiyah.
Berkat kesaktian pusaka tersebut Sunan Gunung Jati mampu membangun Kesultanan Cirebon sebagai pusat Peradaban Islam.
Masyarakat lokal akhirnya menyakini kesaktian Sunan Gunung Jati dan mulai mau memeluk agama Islam
Dikisahkan Sunan Gunung Jati tengah duduk di Dalem Pakungwati, putranya Pangeran Pasarean datang menghadap disertai oleh istrinya Ratu Mas Dewi. Sang anak bertanya darimana Sunan Gunung Jati mendapat keris itu.
Sunan Gunung Jati lantas menjawab diperoleh ketika tengah beribadah di malam Lailatul Qadar. Sunan Gunung Jati bercerita bahwa ada ular naga yang datang kepadanya atas izin Allah. Kemudian Sunan Gunung Jati memegang ular naga itu dan berubah menjadi keris.
Sunan Gunung Jati berujar "Karena keris ini dengan kehendak Allah pasti akan menghilang kembali. Bilamana kelak tak mampu meminta sih-Nya Yang Maha Esa, maka pasti akan menderita anak- cucu di kemudian hari. Orang mudalah yang kelak akan meneruskan sejarah. sedangkan orang tua ini hanyalah yang membawa asal muasal. Dahulu waktu di Talaga aku telah menjadi takabur, pasti akan datang akibatnya di kemudian hari".
Kesaktian Keris Sangyang Naga
Naskah klasik Cirebon menyebutkan, Keris Sanghyang Naga Sunan Gunung Jati sangatlah sakti. Keris pusaka inilah yang digunakan sebagai pendamping dalam menaklukkan Jakarta dan Sunda Kelapa saat itu.
Keris ini pula yang sangat berjasa dalam membuat masyarakat tanah Pasundan memeluk Islam dan seluruh ajarannya.
Mereka meyakini keris pusaka Sunan Gunung Jati ini sebuah mukjizat, dimana seseorang yang mau dekat dan bertafakur kepada Allah SWT maka akan mendapatkan sebuah kesaktian langsung dari Allah SWT.
Kedekatan manusia dengan Tuhannya membuat energi dalam tubuh manusia penuh dengan energi Spiritual Ilahiyah.
Berkat kesaktian pusaka tersebut Sunan Gunung Jati mampu membangun Kesultanan Cirebon sebagai pusat Peradaban Islam.
Masyarakat lokal akhirnya menyakini kesaktian Sunan Gunung Jati dan mulai mau memeluk agama Islam