Lagi, Perawat di Rumah Sakit di Jatim Meninggal Akibat COVID-19
loading...
A
A
A
SIDOARJO - Tenaga kesehatan kembali berduka. Setelah sehari sebelumnya, seorang perawat Rumah Sakit Anna Medika Bangkalan Madura meninggal akibat COVID-19 , kini perawat rumah sakit kembali meninggal dunia setelah terinfeksi.
Doa dan penghormatan terakhir para tenaga medis mengiringi keberangkatan ambulans yang membawa jenazah perawat Sri Rejeki dari Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo menuju pemakaman di Sidoarjo.
Sri meninggal setelah menjalani perawatan di ruang isolasi khusus selama 3 hari di RS Siti Hajar akibat terinfeksi COVID-19. Perawat berusia 50 tahun yang meninggal Rabu (23/7/2020) sore ini. Dia diduga terpapar saat memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (BACA JUGA: 6 Bulan Tak Digaji, 595 Guru Madrasah di Labuhanbatu Menjerit)
Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur menyatakan dengan meninggalnya perawat Sri Rejeki semakin menambah jumlah perawat di Jawa Timur yang meninggal dunia.
“Hingga saat ini jumlah yang meninggal menjadi 15 orang sedangkan perawat di Jawa Timur yang dinyatakan positif COVID-19 mencapai 558 orang,” ungkap Ketua DPW PPNI Jatim Prof. Nursalam.
Untuk melindungi para perawat, pihaknya mengintensifkan pemberian bantuan alat pelindung diri APD bagi perawat.Termasuk pemberian santunan untuk meringankan beban perawat di Jawa Timur yang hingga kini mayoritas belum menerima insentif dari pemerintah. (BACA JUGA: Krisis Ekonomi Bukan Hal Baru Bagi Indonesia, Stafsus Menteri BUMN: Sudah Pernah)
Pada hari sebelumnya yakni Selasa, perawat senior yang bertugas di RS Anna Medika Bangkalan Madura meninggal dunia setelah menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Dokter Soetomo selama 10 hari akibat terinfeksi COVID-19.
Doa dan penghormatan terakhir para tenaga medis mengiringi keberangkatan ambulans yang membawa jenazah perawat Sri Rejeki dari Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo menuju pemakaman di Sidoarjo.
Sri meninggal setelah menjalani perawatan di ruang isolasi khusus selama 3 hari di RS Siti Hajar akibat terinfeksi COVID-19. Perawat berusia 50 tahun yang meninggal Rabu (23/7/2020) sore ini. Dia diduga terpapar saat memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (BACA JUGA: 6 Bulan Tak Digaji, 595 Guru Madrasah di Labuhanbatu Menjerit)
Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur menyatakan dengan meninggalnya perawat Sri Rejeki semakin menambah jumlah perawat di Jawa Timur yang meninggal dunia.
“Hingga saat ini jumlah yang meninggal menjadi 15 orang sedangkan perawat di Jawa Timur yang dinyatakan positif COVID-19 mencapai 558 orang,” ungkap Ketua DPW PPNI Jatim Prof. Nursalam.
Untuk melindungi para perawat, pihaknya mengintensifkan pemberian bantuan alat pelindung diri APD bagi perawat.Termasuk pemberian santunan untuk meringankan beban perawat di Jawa Timur yang hingga kini mayoritas belum menerima insentif dari pemerintah. (BACA JUGA: Krisis Ekonomi Bukan Hal Baru Bagi Indonesia, Stafsus Menteri BUMN: Sudah Pernah)
Pada hari sebelumnya yakni Selasa, perawat senior yang bertugas di RS Anna Medika Bangkalan Madura meninggal dunia setelah menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Dokter Soetomo selama 10 hari akibat terinfeksi COVID-19.
(vit)