Dorong UMKM Naik Kelas, Edukasi Sertifikasi TKDN Digelar
loading...
A
A
A
SEMARANG - Memperingati HUT Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) ke-43, Dekranas bersama Kementerian BUMN yang didukung BUMN menyelenggarakan pelatihan Sertifikasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan Dukungan Permodalan bagi UMKM.
Acara tersebut dilaksanakan secara hybrid dan dibuka secara langsung oleh Wury Ma’ruf Amin, Ketua Umum Dekranas.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir jajaran pengurus Dekranas, pejabat Kementerian BUMN, serta Direksi 3 (tiga) BUMN pendukung penyelenggara kegiatan yaitu PT BRI, PT Surveyor Indonesia, dan PT Krakatau Steel.
Acara pelatihan diikuti oleh 105 pelaku UMKM secara luring dan 200 pelaku UMKM secara daring yang memiliki semangat untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya serta pengembangan usahanya guna mewujudkan UMKM Naik Kelas.
Pelatihan kepada UMKM kali ini terdiri dari 2 (dua) sesi, di mana pada sesi I mengangkat tema mengenai Sertifikasi TKDN sedangkan pada sesi II para peserta dibekali pengetahuan tentang Dukungan Permodalan bagi UMKM.
“Sertifikasi TKDN sangat penting karena dapat menunjukkan kemampuan industri maupun UMKM dalam negeri. Selain itu UMKM yang memiliki sertifikat TKDN dapat lebih mudah berpartisipasi dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, maupun BUMN dan berhak memperoleh preferensi harga," ungkap Wury dalam sambutan pembukanya.
Wury menambahkan bahwa di satu sisi permodalan adalah salah satu faktor penting dalam kesuksesan suatu usaha. Namun, permodalan tidak hanya tentang memperoleh modal saja tetapi banyak faktor yang perlu diperhatikan ketika mencari dukungan permodalan yang tepat.
“Dengan dimilikinya sertifikat TKDN dalam produk-produk UMKM akan meningkatkan daya saing produk dan memberi potensi yang lebih luas untuk dibeli dan digunakan oleh berbagai potensial buyer. Insight terkait permodalan bagi UMKM harus dikelola secara bijak agar memberikan hasil yang optimal melalui perencanan keuangan yang baik," ungkap Liza Thohir, Ketua Bidang Pendanaan Dekranas dalam sambutannya.
Sesi pelatihan diisi oleh narasumber yang kompeten dari internal BUMN maupun mengundang perencana keuangan, Prita Ghozie serta dilengkapi dengan sharing kisah inspiratif dari pelaku UMKM Andika Kristinawati dan Christian Sugiono yang juga membagikan pengalamannya dalam membangun usaha.
Pelaksanaan pelatihan ini merupakan bentuk konkret BUMN dalam mendukung tumbuh kembangnya UMKM di Indonesia. Disamping memberikan ragam pelatihan, bentuk dukungan BUMN dalam mendorong UMKM naik kelas lainnya adalah terkait dengan aspek permodalan, pelibatan UMKM dalam rantai pasok BUMN, serta menyediakan perluasan akses pasar UMKM baik secara offline maupun online.
Dalam laporan pelaksanan kegiatannya, Loto Srinaita Ginting, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM menyampaikan bahwa peserta yang hadir telah melalui rangkaian proses tahapan sebelumnya yaitu registrasi, verifikasi, dan beberapa diantaranya yang belum memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) telah mendapatkan pendampingan proses pembuatan NIB.
“Dan setelah kegiatan ini akan terus dilakukan pendampingan oleh asesor hingga terbitnya Sertifikat TKDN yang ditargetkan pada bulan September 2023," tambah Loto.
Acara ini tidak hanya dihadiri secara langsung oleh pelaku UMKM dari wilayah Jabodetabek, namun terdapat beberapa pelaku UMKM dari beberapa wilayah seperti dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, bahkan wilayah Sumatera seperti Lampung dan Pekanbaru.
Acara tersebut dilaksanakan secara hybrid dan dibuka secara langsung oleh Wury Ma’ruf Amin, Ketua Umum Dekranas.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir jajaran pengurus Dekranas, pejabat Kementerian BUMN, serta Direksi 3 (tiga) BUMN pendukung penyelenggara kegiatan yaitu PT BRI, PT Surveyor Indonesia, dan PT Krakatau Steel.
Acara pelatihan diikuti oleh 105 pelaku UMKM secara luring dan 200 pelaku UMKM secara daring yang memiliki semangat untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya serta pengembangan usahanya guna mewujudkan UMKM Naik Kelas.
Pelatihan kepada UMKM kali ini terdiri dari 2 (dua) sesi, di mana pada sesi I mengangkat tema mengenai Sertifikasi TKDN sedangkan pada sesi II para peserta dibekali pengetahuan tentang Dukungan Permodalan bagi UMKM.
“Sertifikasi TKDN sangat penting karena dapat menunjukkan kemampuan industri maupun UMKM dalam negeri. Selain itu UMKM yang memiliki sertifikat TKDN dapat lebih mudah berpartisipasi dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, maupun BUMN dan berhak memperoleh preferensi harga," ungkap Wury dalam sambutan pembukanya.
Wury menambahkan bahwa di satu sisi permodalan adalah salah satu faktor penting dalam kesuksesan suatu usaha. Namun, permodalan tidak hanya tentang memperoleh modal saja tetapi banyak faktor yang perlu diperhatikan ketika mencari dukungan permodalan yang tepat.
“Dengan dimilikinya sertifikat TKDN dalam produk-produk UMKM akan meningkatkan daya saing produk dan memberi potensi yang lebih luas untuk dibeli dan digunakan oleh berbagai potensial buyer. Insight terkait permodalan bagi UMKM harus dikelola secara bijak agar memberikan hasil yang optimal melalui perencanan keuangan yang baik," ungkap Liza Thohir, Ketua Bidang Pendanaan Dekranas dalam sambutannya.
Sesi pelatihan diisi oleh narasumber yang kompeten dari internal BUMN maupun mengundang perencana keuangan, Prita Ghozie serta dilengkapi dengan sharing kisah inspiratif dari pelaku UMKM Andika Kristinawati dan Christian Sugiono yang juga membagikan pengalamannya dalam membangun usaha.
Pelaksanaan pelatihan ini merupakan bentuk konkret BUMN dalam mendukung tumbuh kembangnya UMKM di Indonesia. Disamping memberikan ragam pelatihan, bentuk dukungan BUMN dalam mendorong UMKM naik kelas lainnya adalah terkait dengan aspek permodalan, pelibatan UMKM dalam rantai pasok BUMN, serta menyediakan perluasan akses pasar UMKM baik secara offline maupun online.
Dalam laporan pelaksanan kegiatannya, Loto Srinaita Ginting, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM menyampaikan bahwa peserta yang hadir telah melalui rangkaian proses tahapan sebelumnya yaitu registrasi, verifikasi, dan beberapa diantaranya yang belum memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) telah mendapatkan pendampingan proses pembuatan NIB.
“Dan setelah kegiatan ini akan terus dilakukan pendampingan oleh asesor hingga terbitnya Sertifikat TKDN yang ditargetkan pada bulan September 2023," tambah Loto.
Acara ini tidak hanya dihadiri secara langsung oleh pelaku UMKM dari wilayah Jabodetabek, namun terdapat beberapa pelaku UMKM dari beberapa wilayah seperti dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, bahkan wilayah Sumatera seperti Lampung dan Pekanbaru.
(nag)