Kisah Syekh Jangkung yang Sakti Mandraguna dan Ahli Berdakwah
loading...
A
A
A
Saridin dipenjara oleh penguasa Pati. Sebelum dipenjara, Saridin bertanya apakah boleh pulang jika kangen anak dan istrinya.
Petugas menjawab “boleh, asal bisa” . Dan terbukti beberapa kali Saridin bisa pulang, keluar dari penjara di malam hari dan kembali lagi esok harinya.
Hal ini tentunya membuat penguasa Pati jengkel lalu Saridin dikenai hukuman gantung. Tapi saat digantung para petugas tidak mampu menarik talinya karena terlalu berat.
Saridin menawarkan ikut membantu, dijawab oleh Adipati “boleh, asal bisa”. Dan karena izin itu Saridin lepas dari talinya, lalu ikut menarik tali gantungan. Baca Juga: Kisah Keluguan dan Karomah Syekh Jangkung
Adipati semakin murka, dan menyuruh membunuh Saridin saat itu juga. Lalu Saridin memutuskan melarikan diri dan berguru pada Sunan Kudus. Di Sunan Kudus, Saridin terus-menerus menunjukkan kesaktiannya.
Saat disuruh bersyahadat oleh Sunan Kudus, para santri lain memandang remeh pada Saridin, apa mungkin dia bisa mengucapkannya dengan benar. Tapi yang terjadi sungguh di luar dugaan semua orang.
Saridin justru lari, memanjat pohon kelapa yang sangat tinggi, dan tanpa ragu terjun dari atasnya. Sampai di tanah, dia tidak apa-apa. Semua pada heran pada apa yang terjadi.
Sunan Kudus menjelaskan, bahwa Saridin bukan cuma mengucapkan syahadat, tapi seluruh dirinya bersyahadat, menyerahkan seluruh keselamatan dirinya pada kekuasaan tertinggi.
Kalau sekedar mengucapkan kalimat syahadat, anak kecil juga bisa. Namun Saridin masih tetap dilecehkan oleh para santri. Saat ada kegiatan mengisi bak air untuk wudhu, Saridin bukannya diberi ember, malah diberi keranjang. Tapi dengan keranjang itu pula Saridin bisa mengisi penuh bak air.
Karena Saridin seolah pamer kelebihan sehingga dia akhirnya diusir Sunan Kudus, harus keluar dari tanah Kudus. Saridin lalu bertemu dengan Sunan Kalijaga gurunya terdahulu.
Petugas menjawab “boleh, asal bisa” . Dan terbukti beberapa kali Saridin bisa pulang, keluar dari penjara di malam hari dan kembali lagi esok harinya.
Hal ini tentunya membuat penguasa Pati jengkel lalu Saridin dikenai hukuman gantung. Tapi saat digantung para petugas tidak mampu menarik talinya karena terlalu berat.
Saridin menawarkan ikut membantu, dijawab oleh Adipati “boleh, asal bisa”. Dan karena izin itu Saridin lepas dari talinya, lalu ikut menarik tali gantungan. Baca Juga: Kisah Keluguan dan Karomah Syekh Jangkung
Adipati semakin murka, dan menyuruh membunuh Saridin saat itu juga. Lalu Saridin memutuskan melarikan diri dan berguru pada Sunan Kudus. Di Sunan Kudus, Saridin terus-menerus menunjukkan kesaktiannya.
Saat disuruh bersyahadat oleh Sunan Kudus, para santri lain memandang remeh pada Saridin, apa mungkin dia bisa mengucapkannya dengan benar. Tapi yang terjadi sungguh di luar dugaan semua orang.
Saridin justru lari, memanjat pohon kelapa yang sangat tinggi, dan tanpa ragu terjun dari atasnya. Sampai di tanah, dia tidak apa-apa. Semua pada heran pada apa yang terjadi.
Sunan Kudus menjelaskan, bahwa Saridin bukan cuma mengucapkan syahadat, tapi seluruh dirinya bersyahadat, menyerahkan seluruh keselamatan dirinya pada kekuasaan tertinggi.
Kalau sekedar mengucapkan kalimat syahadat, anak kecil juga bisa. Namun Saridin masih tetap dilecehkan oleh para santri. Saat ada kegiatan mengisi bak air untuk wudhu, Saridin bukannya diberi ember, malah diberi keranjang. Tapi dengan keranjang itu pula Saridin bisa mengisi penuh bak air.
Karena Saridin seolah pamer kelebihan sehingga dia akhirnya diusir Sunan Kudus, harus keluar dari tanah Kudus. Saridin lalu bertemu dengan Sunan Kalijaga gurunya terdahulu.