Sragen Gempar! Usai Syukuran, Ratusan Orang dari 2 Desa Keracunan Massal
loading...
A
A
A
SRAGEN - Keracunan massal menimpa ratusan warga di Desa Jambeyan, dan Desa Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jateng. Keracunan massal ini terjadi, usai warga menyantap makanan saat syukuran.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti mengatakan, total ada 283 orang yang mengalami keracunan. "272 yang rawat jalan, dan yang rawat inap 11 orang," ungkapnya, Sabtu (29/4/2023).
Udayanti mengungkapkan, bahwa peristiwa keracunan massal tersebut terjadi sejak Jumat (28/4/2023) malam. Ada pasien yang mendatangi bidan desa dengan kondisi mual, muntah, dan diare. "Awalnya hanya ada beberapa yang mengeluhkan sakit dan gejala tersebut. Namun semakin malam jumlah korban semakin bertambah," katanya.
Camat Sambirejo, Didik mengatakan, bahwa keracunan massal tersebut terjadi pada Jumat (28/4/2023). "Kejadian kemarin sore, usai waega menyantap makanan dari salah satu warga yang menggelar syukuran," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini kondisi korban keracunan massal tersebut, masih dalam pemeriksaan tim medis. "Masih ada warga korban keracunan massal, yang masih menjalani perawatan medis," tegas Didik.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti mengatakan, total ada 283 orang yang mengalami keracunan. "272 yang rawat jalan, dan yang rawat inap 11 orang," ungkapnya, Sabtu (29/4/2023).
Udayanti mengungkapkan, bahwa peristiwa keracunan massal tersebut terjadi sejak Jumat (28/4/2023) malam. Ada pasien yang mendatangi bidan desa dengan kondisi mual, muntah, dan diare. "Awalnya hanya ada beberapa yang mengeluhkan sakit dan gejala tersebut. Namun semakin malam jumlah korban semakin bertambah," katanya.
Camat Sambirejo, Didik mengatakan, bahwa keracunan massal tersebut terjadi pada Jumat (28/4/2023). "Kejadian kemarin sore, usai waega menyantap makanan dari salah satu warga yang menggelar syukuran," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini kondisi korban keracunan massal tersebut, masih dalam pemeriksaan tim medis. "Masih ada warga korban keracunan massal, yang masih menjalani perawatan medis," tegas Didik.
(eyt)