Sutan Sjahrir Meninggal 9 April 1966, Selembar Suratnya Begitu Menyentuh Hati

Minggu, 09 April 2023 - 21:21 WIB
loading...
Sutan Sjahrir Meninggal 9 April 1966, Selembar Suratnya Begitu Menyentuh Hati
Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia meninggal pada 9 April 1966 di Zurich Swiss setelah penyakit stroke menggerogoti hidupnya. Foto/Repro/Solichan Arif
A A A
SUTAN Sjahrir meninggal pada 9 April 1966 di Zurich Swiss setelah penyakit stroke menggerogoti hidupnya. Stroke dua kali memukul keras, sampai Perdana Menteri pertama Indonesia itu betul-betul lunglai tak berdaya.

Sjahrir meningal setelah sebulan perayaan usianya yang ke-57 tahun. Kalau hari ini masih hidup, Sjahrir yang lahir 5 Maret 1909, akan berumur 114 tahun.



Sebagaimana Soekarno atau Bung Karno, Bung Hatta, maupun Tan Malaka, Sjahrir begitu mencintai Indonesia, yakni negara bangsa yang tidak pernah berhenti diperjuangkannya.

Sehingga ketika kolonial Belanda memutuskan membuangnya ke Boven Digul, yakni tempat pengasingan yang paling ditakuti para aktivis pergerakan Indonesia, Sjahrir menerima itu dengan kepala tegak.

Di dalam penjara Cipinang 9 Desember 1934 ia ungkapkan sikapnya dalam selembar surat. Bahwa kepentingan bangsa dan negara adalah di atas segala-galanya.

“Berakhirlah sekarang keragu-raguan dan rasa susah yang kualami selama dua tahun terakhir ini, dan sekarang aku tidak mau dan tidak boleh memikirkannya lagi. Seolah-olah aku diingatkan kepada bangsaku, tatkala kuterima beslit tentang pembuangan itu; diingatkan pada segala sesuatu yang mengikat aku pada nasib dan penderitaan bangsa yang berjuta-juta ini.


Bukankah kesedihan pribadi kita akhirnya hanya sebagian kecil saja dari penderitaan yang besar, yang umum itu? Bukankah justru penderitaan itu merupakan ikatan kita yang semesra-mesranya dan sekuat-kuatnya?

Justru sekarang--pada saat aku barangkali harus berpisah untuk selama--lamanya dengan yang paling kucintai dan yang paling indah bagiku di dunia ini—justru sekarang inilah aku merasa lebih terikat pada bangsaku, aku semakin mencintainya lebih daripada yang sudah-sudah”, demikian dikutip dari buku Sutan Sjahrir Demokrat Sejati, Pejuang Kemanusiaan (2010).

Sjahrir lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, yakni di bawah bayangan dua gunung, Merapi dan Singgalang. Ayahnya, Mohamad Rasad seorang jaksa kepala (landraat) di Pengadilan Negeri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2694 seconds (0.1#10.140)