Aktivitas Vulkanik Gunung Karangetang Menurun, Status Tetap Siaga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aktivitas vulkanik Gunung Karangetan yang ada di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, menunjukkan tren penurunan. Hal itu terlihat dari menurunnya jumlah gempa guguran yang terjadi sepanjang pukul 06.00-12.00 Wita, Kamis (30/3/2023).
Dari laporan tertulis petugas Pengamatan Gunung Api Karangetang, Aditya Gurasali yang dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, sepanjang Kamis (30/3/2023) pukul 06.00-12.00 Wita, tercatat ada sebanyak 17 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-27 mm, dan lama gempa 38-58 detik.
Jumlah kejadian gempa guguran tersebut, jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang terjadi pada Rabu (29/3/2023) sepanjang pukul 00.00-06.00 Wita, yang mencapai sebanyak 43 kali dengan amplitudo 10-40 mm dan lama gempa 35-62 detik.
Gunung Karangetang yang memiliki ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, juga masih mengalami gempa tremor menerus yakni sebanyak satu kali, dengan amplitudo 0,5-3 mm, dominan 0,5 mm.
Secara visual, Gunung Karangetang terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Selain itu, juga teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, yang tingginya mencapai sekitar 50 meter dari puncak.
Hingga kini Gunung Karangetang masih berstatus siaga atu level III. Masyarakat atau pendaki dilarang keras beraktivitas dalam radius 2,5 km dari kawah utama, serta radius 3,5 km pada sektor selatan dan tenggara, untuk mengantisipasi adanya lontaran batu pijar yang setiap saat bisa terjadi. Masyarakat juga diminta mewaspadai adanya lahar dingin, saat turun hujan di kawasan puncak.
Lihat Juga: Jadwal Penerbangan Bandara Ngurah Rai Masih Terganggu Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Dari laporan tertulis petugas Pengamatan Gunung Api Karangetang, Aditya Gurasali yang dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, sepanjang Kamis (30/3/2023) pukul 06.00-12.00 Wita, tercatat ada sebanyak 17 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-27 mm, dan lama gempa 38-58 detik.
Jumlah kejadian gempa guguran tersebut, jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang terjadi pada Rabu (29/3/2023) sepanjang pukul 00.00-06.00 Wita, yang mencapai sebanyak 43 kali dengan amplitudo 10-40 mm dan lama gempa 35-62 detik.
Gunung Karangetang yang memiliki ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, juga masih mengalami gempa tremor menerus yakni sebanyak satu kali, dengan amplitudo 0,5-3 mm, dominan 0,5 mm.
Secara visual, Gunung Karangetang terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Selain itu, juga teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, yang tingginya mencapai sekitar 50 meter dari puncak.
Baca Juga
Hingga kini Gunung Karangetang masih berstatus siaga atu level III. Masyarakat atau pendaki dilarang keras beraktivitas dalam radius 2,5 km dari kawah utama, serta radius 3,5 km pada sektor selatan dan tenggara, untuk mengantisipasi adanya lontaran batu pijar yang setiap saat bisa terjadi. Masyarakat juga diminta mewaspadai adanya lahar dingin, saat turun hujan di kawasan puncak.
Lihat Juga: Jadwal Penerbangan Bandara Ngurah Rai Masih Terganggu Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
(eyt)