Karomah Sunan Gunung Jati Bikin Pasukan Pajajaran Mendadak Lumpuh hingga Berbondong-bondong Memeluk Islam
loading...
A
A
A
Sebanyak 100 pasukan Kerajaan Pajajaran, yang setia kepada Prabu Siliwangi, bersama seorang patih yang juga dikenal dekat dengan raja, memilih memeluk Islam. Hal ini terjadi, berkat peran Sunan Gunung Jati.
Anggota Wali Songo, bernama asli Syarif Hidayatullah atau Sayyid Al-Kamil, dikenal memiliki karomah yang tak dapat dilogika manusia. Sunan Gunung Jati, mampu membuat orang yang hendak menyerangnya lumpuh seketika, hal itu dirasakan oleh pasukan Pajajaran.
Proses ratusan pasukan Pajajaran dalam memeluk Islam ini, diwarnai peristiwa tak logis akal manusia. Dikisahkan dalam "Sajarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati: Naskah Mertasinga", terjemahan Amman N. Wahju, Prabu Siliwangi awalnya sering melihat cahaya yang sangat terang di arah timur laut.
Cahaya terang ini kian menganggu pikiran Prabu Siliwangi, sebab di sisi lain Ki Kuwu Carbon tak lagi mau membayar pajak terasi ke Pajajaran. Tersiar kabar, Ki Kuwu telah tunduk kepada Syekh Maulana sebutan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, sehingga terhentinya pembayaran pajak itu, dan dia telah membangkang kepada pemerintah Pajajaran.
Dua peristiwa itu mengganggu betul di alam pikiran Prabu Siliwangi. Oleh karenanya sang penguasa Pajajaran ini, memerintahkan anak buahnya untuk mengecek sumber cahaya terang terlebih dahulu. Sang patih bernama Patih Lembusasrah dan 100 pasukannya berangkat untuk memeriksa cahaya itu.
Patih Lembusasrah tiba di Carbon pada tengah malam, dan ternyata cahaya itu datang dari arah Gunung Jati. Sang patih Pajajaran dan 100 prajuritnya melanjutkan perjalanannya, dan telah tiba di Gunung Patuhunan. Keseratus prajuritnya yakin bahwa cahaya yang terlihat itu adalah cahayanya Bathara Luhung.
Baca Juga
Anggota Wali Songo, bernama asli Syarif Hidayatullah atau Sayyid Al-Kamil, dikenal memiliki karomah yang tak dapat dilogika manusia. Sunan Gunung Jati, mampu membuat orang yang hendak menyerangnya lumpuh seketika, hal itu dirasakan oleh pasukan Pajajaran.
Proses ratusan pasukan Pajajaran dalam memeluk Islam ini, diwarnai peristiwa tak logis akal manusia. Dikisahkan dalam "Sajarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati: Naskah Mertasinga", terjemahan Amman N. Wahju, Prabu Siliwangi awalnya sering melihat cahaya yang sangat terang di arah timur laut.
Cahaya terang ini kian menganggu pikiran Prabu Siliwangi, sebab di sisi lain Ki Kuwu Carbon tak lagi mau membayar pajak terasi ke Pajajaran. Tersiar kabar, Ki Kuwu telah tunduk kepada Syekh Maulana sebutan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, sehingga terhentinya pembayaran pajak itu, dan dia telah membangkang kepada pemerintah Pajajaran.
Dua peristiwa itu mengganggu betul di alam pikiran Prabu Siliwangi. Oleh karenanya sang penguasa Pajajaran ini, memerintahkan anak buahnya untuk mengecek sumber cahaya terang terlebih dahulu. Sang patih bernama Patih Lembusasrah dan 100 pasukannya berangkat untuk memeriksa cahaya itu.
Patih Lembusasrah tiba di Carbon pada tengah malam, dan ternyata cahaya itu datang dari arah Gunung Jati. Sang patih Pajajaran dan 100 prajuritnya melanjutkan perjalanannya, dan telah tiba di Gunung Patuhunan. Keseratus prajuritnya yakin bahwa cahaya yang terlihat itu adalah cahayanya Bathara Luhung.