Malam Pertama Ramadan, Begini Aktivitas Jamaah di Masjid Al Imam Majalengka
loading...
A
A
A
MAJALENGKA - Sebagian besar kaum muslimin di Indonesia, termasuk Majalengka , mulai melaksanakan Salat Tarawih pada Rabu malam (23/3/2023). Suasana penuh kebahagiaan menyambut Ramadan terlihat di Masjid Agung Al-Imam, Majalengka.
Di masjid itu, suasana Ramadan sudah terlihat sejak setelah Asar. Jamaah dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), bahu-membahu mempersiapkan perlengkapan untuk Salat Tarawih, di antaranya merapikan karpet.
Berbeda dengan Salat Tarawih tahun-tahun sebelumnya, pada Salat Tarawih tahun ini pihak DKM tidak lagi memasang garis, dengan tujuan jaga jarak. Hal itu seiring dengan sudah berakhirnya status Pandemi Covid 19.
"Ini karpet baru dicuci kemarin, dan baru dipasang juga. Iya bersih-bersih kaca juga bagian dari persiapan," kata salah satu pengurus DKM Al- Imam Ujang Ahmad.
Menjelang Isya, suasana di Masjid semakin ramai. Jamaah mulai berdatangan baik sendiri, maupun berkelompok. Jalanan yang basah setelah sempat diguyur hujan, tidak menghalangi kaum muslim untuk datang ke Masjid, menjalankan ibadah Salat Tarawih pertama pada Ramadan 1444 H ini.
Mendekati waktu Isya, jamaah yang datang semakin banyak. Kendati demikian, mereka terlihat tertib saat antre masuk ke tempat wudhu, untuk kemudian mengambil tempat Salat di dalam Masjid.
Di Masjid Al Imam sendiri, pihak DKM memberi kebebasan kepada jamaah, apakah akan melaksanakan Salat Tarawih 8 raka'at atau 23 raka'at (3 raka'at di antaranya Salat Witir). Untuk memberi kesempatan kepada jama'ah yang memilih Salat Tarawih 8 raka'at, imam Salat sengaja memperlambat masa jeda dari saat yang sudah masuk 8 (4 kali salam) ke raka'at ke rakaat lainnya (Salat ke lima).
"Mangga, jamaah bisa memilih apakah akan 8 raka'at atau 23 dengan witir. Nanti, ketika saf yang ditinggalkan jamaah 8 raka'at, diisi oleh yang mau 23 raka'at," kata pengurus DKM lainnya, Dani.
Sementara, pada Salat Tarawih pertama, terlihat jamaah cukup memenuhi Masjid Al Imam. Sekitar 10 baris terisi oleh jamaah laki-laki
Di masjid itu, suasana Ramadan sudah terlihat sejak setelah Asar. Jamaah dan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), bahu-membahu mempersiapkan perlengkapan untuk Salat Tarawih, di antaranya merapikan karpet.
Berbeda dengan Salat Tarawih tahun-tahun sebelumnya, pada Salat Tarawih tahun ini pihak DKM tidak lagi memasang garis, dengan tujuan jaga jarak. Hal itu seiring dengan sudah berakhirnya status Pandemi Covid 19.
"Ini karpet baru dicuci kemarin, dan baru dipasang juga. Iya bersih-bersih kaca juga bagian dari persiapan," kata salah satu pengurus DKM Al- Imam Ujang Ahmad.
Menjelang Isya, suasana di Masjid semakin ramai. Jamaah mulai berdatangan baik sendiri, maupun berkelompok. Jalanan yang basah setelah sempat diguyur hujan, tidak menghalangi kaum muslim untuk datang ke Masjid, menjalankan ibadah Salat Tarawih pertama pada Ramadan 1444 H ini.
Mendekati waktu Isya, jamaah yang datang semakin banyak. Kendati demikian, mereka terlihat tertib saat antre masuk ke tempat wudhu, untuk kemudian mengambil tempat Salat di dalam Masjid.
Di Masjid Al Imam sendiri, pihak DKM memberi kebebasan kepada jamaah, apakah akan melaksanakan Salat Tarawih 8 raka'at atau 23 raka'at (3 raka'at di antaranya Salat Witir). Untuk memberi kesempatan kepada jama'ah yang memilih Salat Tarawih 8 raka'at, imam Salat sengaja memperlambat masa jeda dari saat yang sudah masuk 8 (4 kali salam) ke raka'at ke rakaat lainnya (Salat ke lima).
"Mangga, jamaah bisa memilih apakah akan 8 raka'at atau 23 dengan witir. Nanti, ketika saf yang ditinggalkan jamaah 8 raka'at, diisi oleh yang mau 23 raka'at," kata pengurus DKM lainnya, Dani.
Sementara, pada Salat Tarawih pertama, terlihat jamaah cukup memenuhi Masjid Al Imam. Sekitar 10 baris terisi oleh jamaah laki-laki
(nic)