Diduga Meninggal karena Malpraktik, Desfa Disebut Menderita Malnutrisi Akut

Rabu, 22 Maret 2023 - 00:19 WIB
loading...
Diduga Meninggal karena Malpraktik, Desfa Disebut Menderita Malnutrisi Akut
Desfa Anjani (7), bocah yang meninggal dunia, Minggu (19/3/2023) malam, akibat diduga malpraktik setelah tiga kali gagal operasi usus buntu, disebut menderita malnutrisi akut. (Ist)
A A A
PALEMBANG - Desfa Anjani (7), bocah yang meninggal dunia, Minggu (19/3/2023) malam, akibat diduga malpraktik setelah tiga kali gagal operasi usus buntu, disebut menderita malnutrisi akut.

Sebelum meninggal dunia, bocah SD tersebut sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, selama 7 hari.

Plt Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSMH Palembang, Marta Hendry mengatakan, bahwa selama 7 hari dirawat di RSMH Palembang, data-data fisiologis tubuh pasien sudah tidak bagus dimana pasien dalam kondisi malnutrisi berat.

"Umurnya 7 tahun tapi beratnya hanya 12 kg, pasien datang, Selasa (7/3/2023) malam, sekitar pukul 22.00 WIB," ujar Martha, Selasa (21/3/2023).

Dijelaskan Marta, pasien Desfa Anjani langsung dimasukkan ke ruang ICU dan dilakukan perbaikan keadaan umum (KU) dan dioperasi, Senin (13/3/2023), namun pasca operasi pasien tidak dibangunkan agar bisa tetap stabil.

"Setelah dua sampai tiga hari kita mencoba bangunkan, pasien tidak kuat ditambah lagi kondisi pasien yang malnutrisi berat dan kita lakukan operasi tersebut berdasar waktu yang optimum," jelasnya.

Sementara itu, dokter spesialis Bedah Anak, Shalita Dastamuar menjelaskan, pasien ketika tiba di RSMH dalam keadaan lemah, detak nadi cepat, albuminnya 2,9 dengan leukosit 12 ribu dan luka terbuka mengeluarkan berisi kotoran.

"Ketika masuk didiagnosis luka terbuka dengan anemia dan malnutrisi berat, HB-nya sembilan dan langsung kita masukkan ke ICU serta dilakukan stabilisasi," ujarnya.

Dijelaskan Shalita, bahwa dari tanggal 9-10 dilakukan perbaikan yang selanjutnya dilaksanakan operasi, Senin (13/3/2023).

"Luka tidak dapat ditutup sempurna dan pasien buang air lewat perut, karena malnutrisi dan luka operasi yang jelek akhirnya diputuskan dengan tidak membangunkan pasien," ucapnya.

Baca: Tak Mau Diajak Bersetubuh, Pria di Inhu Habisi Kakak Ipar.

Selanjutnya, Kamis (16/3/2023), muncul merah-merah di kulit titik gangguan perdarahan dan telah diberikan anti pembekuan darah dan anti perdarahan, namun tidak ada respon padahal sudah tidak diberikan obat lagi yang diharapkan pasien dapat bangun sendiri meskipun tidak kunjung bangun.

"Keesokan harinya, Jumat (17/3/2023), pasien memburuk dan sudah dipakaikan obat penguat jantung, dan pada hari minggu pukul 21.45 WIB pasien meninggal dunia," jelasnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1687 seconds (0.1#10.140)