Saat Ada yang Positif Corona, Ini Tindakan Terpuji Warga Pakisaji
loading...
A
A
A
"Siapa mau sakit? Apalagi penyakitnya belum ada obatnya. Penyakit itu datang tanpa kita duga, dan hal itu bisa menimpa siapa saja," ujar Darul Rizky (38), siang di teras rumah tetangganya, Herman (38).
Perbincangan yang hangat antar tetangga di perumahan modern di tepian Kota Malang. Mereka masih membangun tali silaturahmi antar tetangga, meskipun dalam kondisi penuh pembatasan akibat wabah virus Corona jenis baru, COVID-19.
Sore itu, mereka bukan sekedar berbincang omong kosong tanpa tujuan. Darul datang ke rumah Herman untuk mengantarkan cairan disinfektan yang ditempatkan dalam sebuah jirigen besar.
Rencananya, warga di wilayah kendalpayak, Kabupaten Malang ini, setiap hari akan melakukan penyemprotan di sekitar perumahannya. Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.
Herman, ternyata juga sudah menyiapkan sejumlah kaleng bekas yang dimodifikasi dengan dipasang kran. Kaleng plastik itu ditempatkan di setiap sudut strategis jalan masuk perumahan, dan ditempeli tata cara cuci tangan yang baik.
Gerak cepat warga lingkungan ini, tidak berhenti begitu saja. Mereka juga membangun kesadaran dan solidaritas untuk membantu menyiapkan makanan siap saji, serta jajanan untuk salah satu keluarga di lingkungan ini yang sepekan lalu salah satu anggota keluarganya telah dinyatakan positif terpapar COVID-19.
"Data awal sudah kami dapatkan. Kemudian muncul data resminya. Saat itu kami sudah bersiap dengan memberikan pengertian kepada warga satu lingkungan untuk tidak panik, dan tetap menjaga kerukunan," tutur Darul yang merupakan anggota polisi aktif berpangkat Bripka.
Polisi ramah yang bertugas di Polsek Pakisaji, Polres Malang tersebut, bahu-membahu bersama warga lainnya, termasuk Herman, menggalang donasi di antara warga satu lingkungan, untuk menyediakan makanan dan jajanan siap saji agar keluarga yang mengisolasi diri secara mandiri tidak kesulitan mendapatkan makanan.
Dalam segala pembatasan sosial, warga di lingkungan ini tetap bersemangat bergotong royong memberikan rasa nyaman dan aman untuk semuanya. Mereka bukan sekedar besimpati, tatapi juga berempati dan melakukan tindakan nyata meringankan keluarga yang sedang kesusahan.
"Ada keluarga satu lingkungan yang sedang sakit, tentunya tidak patut untuk kita kucilkan, apalagi dibiarkan sendirian. Kita tetap bergotong royong membantu meringankan bebannya, namun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan untuk memutus rantai penularan COVID-19," imbuh Darul.
Herman mengaku, warga satu lingkungan sudah bersepakat untuk membantu meringankan beban keluarga yang mengisolasi diri secara mandiri, dengan menyediakan seluruh kebutuhan keluarga tersebut.
"Kebetulan di lingkungan ini selama bulan Ramadhan, setiap warga diwajibkan menyediakan takjil di masjid setiap hari. Namun, karena kegiatan di masjid ditiadakan, maka takjil diganti menjadi makanan siap saji untuk keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri," tuturnya.
Bukan hanya makanan siap saji, warga juga menyediakan jajanan untuk anak-anak yang turut menjalani isolasi mandiri. Selain itu, juga menyiapkan kebutuhan lain sesuai permintaan keluarga tersebut.
Komunikasi yang dilakukan warga dengan keluarga yang mejalani isolasi mandiri memang sangat terbatas, hanya melalui telepon. Namun, itu bukan alasan untuk memutus tali persaudaraan di antara mereka di tengah pandemi yang tak diketahui pasti kapan berakhirnya.
Dia menyebutkan, warga terus memberikan semangat bagi keluarga yang menjalani isolasi mandiri melalui berbagai media komunikasi yang bisa digunakan. Ini sebagai upaya untuk membantu keluarga tersebut tetap semangat dan membuka harapan untuk sembuh.
Perbincangan yang hangat antar tetangga di perumahan modern di tepian Kota Malang. Mereka masih membangun tali silaturahmi antar tetangga, meskipun dalam kondisi penuh pembatasan akibat wabah virus Corona jenis baru, COVID-19.
Sore itu, mereka bukan sekedar berbincang omong kosong tanpa tujuan. Darul datang ke rumah Herman untuk mengantarkan cairan disinfektan yang ditempatkan dalam sebuah jirigen besar.
Rencananya, warga di wilayah kendalpayak, Kabupaten Malang ini, setiap hari akan melakukan penyemprotan di sekitar perumahannya. Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus Corona.
Herman, ternyata juga sudah menyiapkan sejumlah kaleng bekas yang dimodifikasi dengan dipasang kran. Kaleng plastik itu ditempatkan di setiap sudut strategis jalan masuk perumahan, dan ditempeli tata cara cuci tangan yang baik.
Gerak cepat warga lingkungan ini, tidak berhenti begitu saja. Mereka juga membangun kesadaran dan solidaritas untuk membantu menyiapkan makanan siap saji, serta jajanan untuk salah satu keluarga di lingkungan ini yang sepekan lalu salah satu anggota keluarganya telah dinyatakan positif terpapar COVID-19.
"Data awal sudah kami dapatkan. Kemudian muncul data resminya. Saat itu kami sudah bersiap dengan memberikan pengertian kepada warga satu lingkungan untuk tidak panik, dan tetap menjaga kerukunan," tutur Darul yang merupakan anggota polisi aktif berpangkat Bripka.
Polisi ramah yang bertugas di Polsek Pakisaji, Polres Malang tersebut, bahu-membahu bersama warga lainnya, termasuk Herman, menggalang donasi di antara warga satu lingkungan, untuk menyediakan makanan dan jajanan siap saji agar keluarga yang mengisolasi diri secara mandiri tidak kesulitan mendapatkan makanan.
Dalam segala pembatasan sosial, warga di lingkungan ini tetap bersemangat bergotong royong memberikan rasa nyaman dan aman untuk semuanya. Mereka bukan sekedar besimpati, tatapi juga berempati dan melakukan tindakan nyata meringankan keluarga yang sedang kesusahan.
"Ada keluarga satu lingkungan yang sedang sakit, tentunya tidak patut untuk kita kucilkan, apalagi dibiarkan sendirian. Kita tetap bergotong royong membantu meringankan bebannya, namun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan untuk memutus rantai penularan COVID-19," imbuh Darul.
Herman mengaku, warga satu lingkungan sudah bersepakat untuk membantu meringankan beban keluarga yang mengisolasi diri secara mandiri, dengan menyediakan seluruh kebutuhan keluarga tersebut.
"Kebetulan di lingkungan ini selama bulan Ramadhan, setiap warga diwajibkan menyediakan takjil di masjid setiap hari. Namun, karena kegiatan di masjid ditiadakan, maka takjil diganti menjadi makanan siap saji untuk keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri," tuturnya.
Bukan hanya makanan siap saji, warga juga menyediakan jajanan untuk anak-anak yang turut menjalani isolasi mandiri. Selain itu, juga menyiapkan kebutuhan lain sesuai permintaan keluarga tersebut.
Komunikasi yang dilakukan warga dengan keluarga yang mejalani isolasi mandiri memang sangat terbatas, hanya melalui telepon. Namun, itu bukan alasan untuk memutus tali persaudaraan di antara mereka di tengah pandemi yang tak diketahui pasti kapan berakhirnya.
Dia menyebutkan, warga terus memberikan semangat bagi keluarga yang menjalani isolasi mandiri melalui berbagai media komunikasi yang bisa digunakan. Ini sebagai upaya untuk membantu keluarga tersebut tetap semangat dan membuka harapan untuk sembuh.
(eyt)