Cerita Kerajaan Singasari Terbelah setelah Tewasnya Ken Arok

Jum'at, 10 Maret 2023 - 08:30 WIB
loading...
Cerita Kerajaan Singasari Terbelah setelah Tewasnya Ken Arok
Kerajaan Singasari konon terbelah setelah tewasnya Ken Arok. Foto; Istimewa
A A A
KERAJAAN Tumapel atau Kerajaan Singasari konon pernah terpecah menjadi dua. Peristiwa ini terjadi pascatewasnya Ken Arok , raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Singasari.

Sri Rajasa Sang Amurwabhumi atau Ken Arok sendiri saat itu ditusuk oleh anak tirinya sendiri Anusapati yang merupakan anak dari pernikahan Ken Dedes dengan penguasa Kediri Tunggul Ametung.

Ketika Ken Arok bertahta, Tumapel yang memiliki ibu kota di Kutaraja sebagaimana tercantum pada Kakawin Nagarakretagama. Sementara Kediri yang kala itu bernama Daha menjadi kota kedua di wilayah Tumapel atau Kerajaan Singasari.



Prof. Slamet Muljana pada "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit", menyebut, Mahisa Wunga Teleng yang merupakan putra Ken Arok pernikahannya dengan Ken Dedes. Namanya muncul di Prasasti Mula Malurung yang konon juga memiliki nama Bhatara Parameswara.

Ken Arok sendiri menunjuk Mahisa Wunga Teleng sebagai raja di Kediri yang merupakan bawahan dari Tumapel.



Konon penunjukan ini membuat Anusapati iri hati pada Mahisa Wunga Teleng, mengingat ada perlakuan berbeda antara dirinya dengan Mahisa Wunga Teleng.

Anusapati akhirnya memutuskan membunuh sang ayah tiri Ken Arok. Peristiwa ini membuat tahta Tumapel secara otomatis jatuh ke tangannya.

Sementara Mahisa Wunga Teleng masih memerintah di Kediri yang menjadi wilayah kekuasaan Tumapel. Tapi konon karena mengetahui penyebab matinya Ken Arok membuat Mahisa Wunga Teleng akhirnya tak mau tunduk ke Tumapel.



Sepeninggal Ken Arok pada tahun 1227 itulah, akhirnya Kerajaan Singasari terpecah dua, yang dipimpin oleh masing-masing putra Ken Arok.

Kerajaan Tumapel di bawah kekuasaan Sang Anusapati dan Kerajaan Kediri di bawah kekuasaan Bhatara Parameswara atau Mahisa Wunga Teleng. Kediri tidak mau tunduk kepada Tumapel, begitu pun sebaliknya.

Saudara-saudara Mahisa Wunga Teleng lebih berpihak kepada Kediri seperti terbukti dari pernyataan prasasti Mula-Malurung. Prasasti Mula-Malurung menyatakan bahwa Guning Bhaya dan Tohjaya kemudian berturut-turut menggantikan Bhatara Parameswara.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5895 seconds (0.1#10.140)