249 Kasus Leptospirosis Terjadi di Jatim, 9 Orang Meninggal Dunia

Selasa, 07 Maret 2023 - 07:15 WIB
loading...
249 Kasus Leptospirosis...
249 kasus leptospirosis terjadi di Jawa Timur dengan korban meninggal 9 orang.Foto/ilustrasi
A A A
SURABAYA - Kasus Leptospirosis di Jawa Timur terdeteksi ada 249 kejadian. Angka ini dicatat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) selama Januari hingga 5 Maret 2023. Dari jumlah kasus tersebut, 9 diantaranya meninggal dunia.

Kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Pacitan dengan jumlah 204 kasus dengan jumlah kematian 6 orang. Selanjutnya, Kabupaten Probolinggo sejumlah 3 kasus dengan jumlah kematian 2 orang, Kabupaten Gresik sejumlah 3 kasus, Kabupaten Lumajang sejumlah 8 kasus, Kota Probolinggo sejumlah 5 kasus dengan jumlah kematian 1 orang, Kabupaten Sampang sejumlah 22 kasus dan Kabupaten Tulungagung sejumlah 4 kasus.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat Jatim untuk mewaspadai leptospiroris, utamanya pada saat musim penghujan seperti saat ini. Meski memiliki gejala mirip demam berdarah, namun leptospirosis bukan disebabkan oleh virus, melainkan oleh bakteri leptospira. "Leptospirosis bisa ditemukan setiap waktu, tapi kemungkinannya meningkat saat musim penghujan,” kata Khofifah, Senin (6/3/2023).

Baca juga: Kasus Video Porno Kebaya Merah yang Menggemparkan Segera Disidang

Khofifah menjelaskan, penyakit ini bisa menyebar melalui urin dari hewan yang terinfeksi bakteri tersebut dan mengontaminasi lingkungan terutama di lingkungan yang terdapat genangan air dan kontak dengan kulit yang luka/mukosa. Hewan yang terinfeksi bakteri ini tidak mati, namun pada manusia bisa menyebabkan kematian.

Penyakit ini bisa juga menyebar melalui air atau tanah yang sudah terkontaminasi urin hewan terinfeksi. Diketahui, hewan pembawa bakteri leptospira antara lain tikus, sapi, babi, dan lain sebagainya, tetapi tikus merupakan penyebab utamanya

Adapun gejala pemyakit ini antara lain, demam (>38°C), nyeri kepala, nyeri otot, malaise (lelah), serta mata tampak merah atau kekuning-kuningan. Mirip dengan demam berdarah, jika tidak segera tertangani, pasien terjangkit bisa meninggal dunia.

"Saya minta pada masyarakat, jika merasakan gejala tersebut segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar segera mendapatkan penanganan medis,” ujar Khofifah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Dr. Erwin Astha Triyono mengimbau masyarakat untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) saat musim hujan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir karena banyak penyakit yang dapat ditimbulkan, di antaranya leptospirosis. "Kami telah menginstruksikan kepada kepala dinkes kabupaten/kota untuk meningkatkan sistem kewaspadaan dini dalam penanganan leptospirosis," katanya.

Menurutnya, kejadian leptospirosis tidak hanya berkaitan dengan banjir saja, namun juga terkait dengan air yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri leptospira. Antara lain tikus, sapi, babi yang ada di sekitar lingkungan manusia. "Penularan leptospirosis bisa terjadi melalui kontak erat dengan binatang ternak yang terinfeksi dan terjadi pada pekerjaan yang berpotensi kontak dengan sumber infeksi,” paparnya.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1836 seconds (0.1#10.140)