Cerita Haru Wisudawan FK Unair Asal Gaza, Dipanggil Dokter Sejak Umur 10 Tahun
loading...
A
A
A
SURABAYA - Dari ribuan wisudawan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya , salah satunya memiliki cerita menarik dan inspiratif. Dia adalah Ahmed Eliaan Shaker Abuajwa,salahsatu wisudawanasal Gaza, Palestina yang menunjukkan semangat tinggi dalam menuntut ilmu hingga mampu meraih gelar sarjana kedokteran.
Ahmedmenuturkan,menjadi seorang dokter merupakan impiannya sejak kecil. Ia semakin termotivasi dan semangat untuk mewujudkan impiannya itu meski berbagai rintangan berada di depan mata. Terlebih lagi, ia mendapatkan dukungan penuh dari ibunda tercinta.
“Saat saya berusia sekitar 10 tahun, ibu memanggil saya dengan sebutan Dokter Ahmed. Dan saya sadar bahwa saya harus berjuang dan belajar sebaik-baiknya karena saya tahu bahwa masuk ke Fakultas Kedokteran di mana saja membutuhkan perjuangan yang luar biasa,”katanya, Minggu (5/3/2023).
Wisudawan asliPalestina itu bercerita bahwa semasa menjalani sekolah setingkat SMA (sekolah menengah atas) di Gaza, ia sempat mengalami kepahitan. Pasalnya, sekolah tempatnya belajar tercatat pernah hancur sebanyak tiga kali.
“Alhamdulillah, kami sebagai murid-murid di Gaza tetap semangat untuk menjalani kegiatan belajar mengajar,” kata Ahmed.
Selepas lulus SMA di negara asalnya, ia mendapatkan beasiswa di salah satu universitas di Sudan. Sayangnya, kesempatan dalam meraih beasiswa tersebut sempat terhalang lantaran sulitnya mendapatkan akses ke luar dari negaranya, Palestina.
Satu tahun berlalu, hambatan berupa kesulitan akses tersebut berhasil ia lalui. Ahmed selanjutnya dapat merasakan pendidikan singkat selama satu semester di Sudan, sebelum akhirnya tempatnya belajar itu terpaksa ditutup secara permanen.
Ahmedmenuturkan,menjadi seorang dokter merupakan impiannya sejak kecil. Ia semakin termotivasi dan semangat untuk mewujudkan impiannya itu meski berbagai rintangan berada di depan mata. Terlebih lagi, ia mendapatkan dukungan penuh dari ibunda tercinta.
“Saat saya berusia sekitar 10 tahun, ibu memanggil saya dengan sebutan Dokter Ahmed. Dan saya sadar bahwa saya harus berjuang dan belajar sebaik-baiknya karena saya tahu bahwa masuk ke Fakultas Kedokteran di mana saja membutuhkan perjuangan yang luar biasa,”katanya, Minggu (5/3/2023).
Wisudawan asliPalestina itu bercerita bahwa semasa menjalani sekolah setingkat SMA (sekolah menengah atas) di Gaza, ia sempat mengalami kepahitan. Pasalnya, sekolah tempatnya belajar tercatat pernah hancur sebanyak tiga kali.
“Alhamdulillah, kami sebagai murid-murid di Gaza tetap semangat untuk menjalani kegiatan belajar mengajar,” kata Ahmed.
Selepas lulus SMA di negara asalnya, ia mendapatkan beasiswa di salah satu universitas di Sudan. Sayangnya, kesempatan dalam meraih beasiswa tersebut sempat terhalang lantaran sulitnya mendapatkan akses ke luar dari negaranya, Palestina.
Baca Juga
Satu tahun berlalu, hambatan berupa kesulitan akses tersebut berhasil ia lalui. Ahmed selanjutnya dapat merasakan pendidikan singkat selama satu semester di Sudan, sebelum akhirnya tempatnya belajar itu terpaksa ditutup secara permanen.