13 Hari 6 Anak di Kahuripan Garut Meninggal, Dinkes Jabar Tetapkan KLB Difteri
loading...
A
A
A
GARUT - Dalam rentang waktu 13 hari, yakni pada tanggal 6-19 Februari 2023, ada enam anak meninggal dunia di Desa Kahuripan, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jabar. Diduga, anak-anak tersebut meninggal dunia akibat terserang difteri.
Mengantisipasi penularan lebih meluas, dan jatuhnya korban baru akibat serangan difteri. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar, langsung menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri untuk Kabupaten Garut.
Dugaan serangan difteri tersebut, diketahui dari hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan Dinkes Jabar, serta identifikasi kasus penularan ke klinik tempat para korban di rawat.
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Dinkes Jabar, Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati mengatakan ada dua anak dinyatakan positif difteri, dan sedang menjalani perawatan intensif. "Enam anak yang meninggal dunia, diduga akibat tertular dari dua anak yang positif difteri," tegasnya.
Dewi juga menyebutkan, dari data-data yang diperoleh Dinkes Jabar, diketahui tingkat vaksinasi difteri di Desa Kahuripan, masih sangat rendah. Yakni, hanya mencapai 40 persen dari total jumlah anak. Kondisi ini diduga menjadi penyebab tingginya penyakit difteri di kawasan tersebut.
"Selain persoalan rendahnya tingkat vaksinasi difteri, kesadaran orang tua untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan medis masih sangat rendah. Hal ini mengakibatkan jumlah korban meninggal akibat difteri menjadi sangat banyak," tegas Dewi.
Mengantisipasi penularan lebih meluas, dan jatuhnya korban baru akibat serangan difteri. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar, langsung menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri untuk Kabupaten Garut.
Dugaan serangan difteri tersebut, diketahui dari hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan Dinkes Jabar, serta identifikasi kasus penularan ke klinik tempat para korban di rawat.
Baca Juga
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Dinkes Jabar, Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Jabar, Dewi Ambarwati mengatakan ada dua anak dinyatakan positif difteri, dan sedang menjalani perawatan intensif. "Enam anak yang meninggal dunia, diduga akibat tertular dari dua anak yang positif difteri," tegasnya.
Dewi juga menyebutkan, dari data-data yang diperoleh Dinkes Jabar, diketahui tingkat vaksinasi difteri di Desa Kahuripan, masih sangat rendah. Yakni, hanya mencapai 40 persen dari total jumlah anak. Kondisi ini diduga menjadi penyebab tingginya penyakit difteri di kawasan tersebut.
"Selain persoalan rendahnya tingkat vaksinasi difteri, kesadaran orang tua untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan medis masih sangat rendah. Hal ini mengakibatkan jumlah korban meninggal akibat difteri menjadi sangat banyak," tegas Dewi.