4 Tahun Kepemimpinan Khofifah-Emil, Sejumlah Sektor Butuh Perhatian
loading...
A
A
A
SURABAYA - Tak terasa, Khofifah Indar Parawansa - Emil Elestianto Dardak sudah empat tahun menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim. Keduanya dilantik Presiden Joko Widodo pada 13 Februari 2019 lalu di Istana Negara, Jakarta.
Selama empat tahun menjabat, terdapat sejumlah sektor penting yang perlu mendapat perhatian serius. Utamanya terkait pangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, produksi padi di Jatim sepanjang Januari hingga September 2022 mencapai 8,17 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Capaian tersebut turun 232.720 ton GKG atau 2,77 persen dibandingkan Januari-September 2021 yang sebesar 8,41 juta ton GKG.
Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Padi September 2022, potensi produksi padi sepanjang Oktober-Desember 2022 ialah sebesar 1,51 juta ton GKG. Sehingga, total potensi produksi padi di Jatim pada 2022 adalah sebesar 9,69 juta ton GKG. Jumlah itu turun 0,10 juta ton GKG atau 1,05 persen dibanding 2021 yang sebesar 9,79 juta ton GKG.
Baca juga: Tasyakuran 4 Tahun Kepemimpinan Khofifah - Emil, 3 Kali Ucapkan Terima Kasih Penuh Haru
Capaian di 2021 juga turun jika dibanding 2020 yang sebesar 9,94 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2021 dan 2022 terjadi Maret. Produksi padi terendah tahun 2021 dan 2022 sama - sama terjadi pada bulan Januari. Produksi padi pada Maret 2022 sebesar 2,29 juta ton GKG. Sedangkan produksi padi pada Januari 2022 sebesar 0,28 juta ton GKG.
Kemudian persoalan kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Jatim merupakan yang tertinggi nasional. Pada September 2022, jumlah penduduk miskin di Jatim sebanyak 4,23 juta orang, dan bertambah 55.220 orang pada Maret 2022.
Namun, jika dibanding September 2021, berkurang 23.090 orang. Secara persentase, penduduk miskin di Jatim, pada September 2022 sebesar 10,49 persen, naik 0,11 persen dibanding Maret 2022 dan menurun 0,10 persen dibanding September 2021.
Berdasarkan data BPS, Jatim menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi nasional. Disusul Jawa Barat sebanyak 4,05 juta, Jawa Tengah 3,85 juta, Sumatera Utara 1,26 juta, Nusa Tenggara Timur 1,14 juta, Sumatera Selatan 1,05 juta, Lampung 995 ribu, Papua 936 ribu, Banten 829 ribu dan Aceh 818 ribu.
Dalam hal inflasi, selama 2022 inflasi gabungan di delapan kota sebesar 6,52 persen sepanjang 2022, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,26 pada Desember 2021 menjadi 114,25 pada Desember 2022. Inflasi tersebut lebih tinggi jika dibanding pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2022 yang sebesar 5,34 persen.
Terkait perdagangan, selama Januari-Desember 2022 neraca perdagangan Jatim mengalami defisit sebesar USD9,17 miliar. Hal ini akibat defisit pada sektor migas sebesar USD 7,16 miliar dan sektor nonmigas sebesar USD 2,00 miliar.
Selama empat tahun menjabat, terdapat sejumlah sektor penting yang perlu mendapat perhatian serius. Utamanya terkait pangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, produksi padi di Jatim sepanjang Januari hingga September 2022 mencapai 8,17 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Capaian tersebut turun 232.720 ton GKG atau 2,77 persen dibandingkan Januari-September 2021 yang sebesar 8,41 juta ton GKG.
Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Padi September 2022, potensi produksi padi sepanjang Oktober-Desember 2022 ialah sebesar 1,51 juta ton GKG. Sehingga, total potensi produksi padi di Jatim pada 2022 adalah sebesar 9,69 juta ton GKG. Jumlah itu turun 0,10 juta ton GKG atau 1,05 persen dibanding 2021 yang sebesar 9,79 juta ton GKG.
Baca juga: Tasyakuran 4 Tahun Kepemimpinan Khofifah - Emil, 3 Kali Ucapkan Terima Kasih Penuh Haru
Capaian di 2021 juga turun jika dibanding 2020 yang sebesar 9,94 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2021 dan 2022 terjadi Maret. Produksi padi terendah tahun 2021 dan 2022 sama - sama terjadi pada bulan Januari. Produksi padi pada Maret 2022 sebesar 2,29 juta ton GKG. Sedangkan produksi padi pada Januari 2022 sebesar 0,28 juta ton GKG.
Kemudian persoalan kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Jatim merupakan yang tertinggi nasional. Pada September 2022, jumlah penduduk miskin di Jatim sebanyak 4,23 juta orang, dan bertambah 55.220 orang pada Maret 2022.
Namun, jika dibanding September 2021, berkurang 23.090 orang. Secara persentase, penduduk miskin di Jatim, pada September 2022 sebesar 10,49 persen, naik 0,11 persen dibanding Maret 2022 dan menurun 0,10 persen dibanding September 2021.
Berdasarkan data BPS, Jatim menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi nasional. Disusul Jawa Barat sebanyak 4,05 juta, Jawa Tengah 3,85 juta, Sumatera Utara 1,26 juta, Nusa Tenggara Timur 1,14 juta, Sumatera Selatan 1,05 juta, Lampung 995 ribu, Papua 936 ribu, Banten 829 ribu dan Aceh 818 ribu.
Dalam hal inflasi, selama 2022 inflasi gabungan di delapan kota sebesar 6,52 persen sepanjang 2022, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,26 pada Desember 2021 menjadi 114,25 pada Desember 2022. Inflasi tersebut lebih tinggi jika dibanding pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2022 yang sebesar 5,34 persen.
Terkait perdagangan, selama Januari-Desember 2022 neraca perdagangan Jatim mengalami defisit sebesar USD9,17 miliar. Hal ini akibat defisit pada sektor migas sebesar USD 7,16 miliar dan sektor nonmigas sebesar USD 2,00 miliar.