12 Sekolah dan KUS Program SMA Double Track Pamerkan Karya di Festival Millennial Entrepreneur Award
Selasa, 13 Desember 2022 - 14:07 WIB
SURABAYA - Sebanyak 12 perwakilan sekolah dan kelompok usaha sekolah (KUS) memamerkan berbagai produk hasil inovasi pada Festival Millennial Entrepreneur Award (MEA) 2022, Selasa (13/12/2022). MEA ini adalah salah satu kegiatan SMA Double Track (DT) yang digagas Dinas Pendidikan Jawa Timur dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Menurut Ketua Tim SMA DT, M. Zainul Asrori, tema festival tahun ini adalah Berlatih dengan Giat, Mandiri Lebih Cepat. Tema ini diambil terkait dengan fokus pelaksanaan DT tahun keempat yang menitikberatkan pada pendirian KUS dan kemandirian peserta untuk berlatih dan berwirausaha serta memperbanyak alumni pelatihan yang membuka usaha mandiri dan menyerap tenaga kerja terampil.
“Sebanyak 1.541 KUS SMA Double Track sudah terbentuk dan menghasilkan berbagai produk berkualitas dan layanan jasa. Dalam MEA kali ini diikuti oleh 133 sekolah dari 28 kabupaten di Jatim. Kami akan memberikan penghargaan enterpreneur milenial dalam 12 kategori, mulai produk terbaik dan terlaris, advertising tiktok, pembuatan video tutorial, pengembang DT-Mart, dan kerjasama kemitraan dunia usaha dan industri,” katanya.
Baca juga: Khofifah Targetkan Tahun Depan Seluruh Kabupaten/Kota di Jatim Raih Penghargaan Peduli HAM
Sebenarnya KUS mirip dengan UMKM, hanya bedanya, pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program SMA DT. KUS merupakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 6 siswa. Dibuat kelompok kecil agar dapat efektif dan gesit kiprahnya.
Dalam satu sekolah penyelenggara DT dapat dibentuk sejumlah KUS sesuai kebutuhan dan hasil kesepakatan siswa. “Biasanya kelompok KUS memiliki anggota dengan keterampilan sejenis, misalnya kelompok tata boga atau kelompok tata busana. Tapi tidak menutup peluang KUS beranggotakan lintas bidang keterampilan,” katanya
Zainul mengungkapkan, pembentukan KUS dalam rangka memacu siswa agar segera melakukan aksi nyata. Dalam kelompok-kelompok kecil mereka akan cepat solid dalam berkarya.
Kehadiran beberapa KUS di satu sekolah juga akan memunculkan kompetisi maupun kolaborasi yang sehat di antara mereka, sehingga masing-masing KUS terpacu untuk menunjukkan eksistensi dan kemandiriannya.
Asrori menjelaskan, pelaksanaan Program DT tahun ini memasuki tahun keempat dengan sasaran pengembangan alumni yang berkompetensi, mampu bekerja dan berwirausaha.
Menurut Ketua Tim SMA DT, M. Zainul Asrori, tema festival tahun ini adalah Berlatih dengan Giat, Mandiri Lebih Cepat. Tema ini diambil terkait dengan fokus pelaksanaan DT tahun keempat yang menitikberatkan pada pendirian KUS dan kemandirian peserta untuk berlatih dan berwirausaha serta memperbanyak alumni pelatihan yang membuka usaha mandiri dan menyerap tenaga kerja terampil.
“Sebanyak 1.541 KUS SMA Double Track sudah terbentuk dan menghasilkan berbagai produk berkualitas dan layanan jasa. Dalam MEA kali ini diikuti oleh 133 sekolah dari 28 kabupaten di Jatim. Kami akan memberikan penghargaan enterpreneur milenial dalam 12 kategori, mulai produk terbaik dan terlaris, advertising tiktok, pembuatan video tutorial, pengembang DT-Mart, dan kerjasama kemitraan dunia usaha dan industri,” katanya.
Baca juga: Khofifah Targetkan Tahun Depan Seluruh Kabupaten/Kota di Jatim Raih Penghargaan Peduli HAM
Sebenarnya KUS mirip dengan UMKM, hanya bedanya, pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program SMA DT. KUS merupakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 hingga 6 siswa. Dibuat kelompok kecil agar dapat efektif dan gesit kiprahnya.
Dalam satu sekolah penyelenggara DT dapat dibentuk sejumlah KUS sesuai kebutuhan dan hasil kesepakatan siswa. “Biasanya kelompok KUS memiliki anggota dengan keterampilan sejenis, misalnya kelompok tata boga atau kelompok tata busana. Tapi tidak menutup peluang KUS beranggotakan lintas bidang keterampilan,” katanya
Zainul mengungkapkan, pembentukan KUS dalam rangka memacu siswa agar segera melakukan aksi nyata. Dalam kelompok-kelompok kecil mereka akan cepat solid dalam berkarya.
Kehadiran beberapa KUS di satu sekolah juga akan memunculkan kompetisi maupun kolaborasi yang sehat di antara mereka, sehingga masing-masing KUS terpacu untuk menunjukkan eksistensi dan kemandiriannya.
Asrori menjelaskan, pelaksanaan Program DT tahun ini memasuki tahun keempat dengan sasaran pengembangan alumni yang berkompetensi, mampu bekerja dan berwirausaha.
tulis komentar anda