Kejayaan Kerajaan Singasari Tamat karena Ambisi dan Kesombongan Raja Kertanegara
Sabtu, 03 Desember 2022 - 06:00 WIB
Kerajaan Singasari adalah kerajaan Hindu-Buddha yang didirikan Ken Arok pada 1222. Berdasarkan keterangan Prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singasari adalah Kerajaan Tumapel. Nama Tumapel juga muncul dalam berita Tiongkok dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.
Kakawin Nagarakretagama memperjelas jika sesungguhnya ibu kota Tumapel bernama Kutaraja ketika pertama kali didirikan tahun 1222. Pada 1253, Wisnuwardhana mengganti nama ibu kota kerajaan menjadi Singasari.
Nama Singasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Inilah yang membuat Tumapel juga lebih dikenal dengan nama Kerajaan Singasari.
Di tangan Kertanegara, Kerajaan Singasari sempat berjaya. Namun kerajaan ini justru hancur dan tamat riwayatnya karena ambisi dan kesombongan sang raja.
Baca juga: Raja Airlangga, Penguasa Jawa yang Dianggap Titisan Dewa Wisnu
Mestinya, kehancuran Singasari tak terjadi andai Kertanegara mengikuti nasihat mahamenteri Mpu Raganata untuk tidak melanjutkan ekspedisi Pamalayu. Kertanagara keras kepala, meneruskan ambisinya untuk menguasai nusantara.
Soedjipto Abimanyu pada buku "Babad Tanah Jawi" menyebutkan, ekspedisi Pamalayu selain untuk misi menyatukan nusantara juga untuk membendung pengaruh kekuasaan Kekaisaran Mongol, yang hampir menguasai seluruh daratan di Asia.
Ambisi Kertanegara merealisasikan Ekspedisi Pamalayu membuat Kertanegara melupakan keamanan internal kerajaan. Pasukan-pasukan elite Kerajaan Singasari dikirimkan untuk mendukung ambisi penaklukan Pamalayu. Pasukan pun dikirim ke Sumatera di bawah pimpinan Kebo Anabrang pada 1275.
Kertanegara mengirimkan tentaranya melalui pelabuhan Tuban dengan diantar oleh Mahisa Anengah Panji Angragani sampai di Pelabuhan Tuban. Pengiriman pasukan ini membuat pasukan yang tersisa di Singasari sangat sedikit, keamanan pun menjadi riskan bila mendapat serangan dari luar.
Kakawin Nagarakretagama memperjelas jika sesungguhnya ibu kota Tumapel bernama Kutaraja ketika pertama kali didirikan tahun 1222. Pada 1253, Wisnuwardhana mengganti nama ibu kota kerajaan menjadi Singasari.
Nama Singasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Inilah yang membuat Tumapel juga lebih dikenal dengan nama Kerajaan Singasari.
Di tangan Kertanegara, Kerajaan Singasari sempat berjaya. Namun kerajaan ini justru hancur dan tamat riwayatnya karena ambisi dan kesombongan sang raja.
Baca juga: Raja Airlangga, Penguasa Jawa yang Dianggap Titisan Dewa Wisnu
Mestinya, kehancuran Singasari tak terjadi andai Kertanegara mengikuti nasihat mahamenteri Mpu Raganata untuk tidak melanjutkan ekspedisi Pamalayu. Kertanagara keras kepala, meneruskan ambisinya untuk menguasai nusantara.
Soedjipto Abimanyu pada buku "Babad Tanah Jawi" menyebutkan, ekspedisi Pamalayu selain untuk misi menyatukan nusantara juga untuk membendung pengaruh kekuasaan Kekaisaran Mongol, yang hampir menguasai seluruh daratan di Asia.
Ambisi Kertanegara merealisasikan Ekspedisi Pamalayu membuat Kertanegara melupakan keamanan internal kerajaan. Pasukan-pasukan elite Kerajaan Singasari dikirimkan untuk mendukung ambisi penaklukan Pamalayu. Pasukan pun dikirim ke Sumatera di bawah pimpinan Kebo Anabrang pada 1275.
Kertanegara mengirimkan tentaranya melalui pelabuhan Tuban dengan diantar oleh Mahisa Anengah Panji Angragani sampai di Pelabuhan Tuban. Pengiriman pasukan ini membuat pasukan yang tersisa di Singasari sangat sedikit, keamanan pun menjadi riskan bila mendapat serangan dari luar.
tulis komentar anda