Ini Upaya Pemkot Surabaya Mencegah Genangan saat Musim Hujan
Senin, 17 Oktober 2022 - 15:06 WIB
“Kita fokus di pusat kota karena terpantau di awal tahun, ketika hujan posisi genangan di pusat kota cukup tinggi. Selain itu, kegiatan ekonomi di pusat kota ini sangat padat. Kita ingin menyelesaikan semua ini, sehingga konsentrasi pekerjaan kita banyak di pusat kota. Kemudian kenapa kita pilih di wilayah Surabaya selatan, karena wilayah selatan itu wilayah cathment area yang saluran-saluran pembuangannya itu terpanjang di Surabaya,” kata Lilik.
Menurutnya, sebelum paket pengerjaan ini dilakukan, saluran pembuangan di pusat kota itu hanya menggunakan saluran-saluran yang melalui brandgang-brandgang yang ada di wilayah pusat kota. Brandgang ini merupakan saluran peninggalan Belanda dulu, sehingga kapasitas saluran ini sudah tidak cukup lagi untuk menampung hujan saat ini.
“Makanya, kita harus bikin terobosan baru untuk membuat saluran yang mengarah ke pembuangan terdekat di pusat kota ini, sehingga kita bikin trase-trase yang berbeda, dan ini tentunya akan mengakibatkan crosing-crosing di banyak jalan di seluruh Kota Surabaya,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan alasannya melakukan pengerjaan saluran bersamaan saat ini. Sebab, sekarang ini musim kemarau. Menurutnya, pembangunan saluran di Surabaya itu selalu bersinggungan dengan saluran lama yang masih aktif. Apabila dilakukan pada musim hujan, tentu pembangunan saluran itu akan terhambat dengan aliran air, sehingga dia bersama timnya sangat konsentrasi di musim panas ini.
“Di beberapa bulan terakhir ini, kita harus cepat untuk melakukan pekerjaan bersamaan, sehingga mengakibatkan banyak galian, banyak pemasangan crosing, banyak penempatan box culvert di pinggir jalan, dan terkadang juga mengganggu arus lalu lintas, karena memang tempat dan waktu kita terbatas. Kami mohon maaf untuk itu kepada warga Surabaya,” ujarnya.
Lilik juga memastikan bahwa di waktu yang singkat ini, pihaknya ingin mempercepat pekerjaan ini, sehingga saluran yang diinginkan bisa segera direalisasikan dan bisa menampung hujan di masa mendatang.
Di samping itu, Lilik juga memohon kerjasamanya kepada warga Kota Surabaya. Kerjasama itu bentuknya sangat banyak. Salah satunya, dia mengaku membutuhkan informasi-informasi tentang kondisi genangan di Kota Surabaya.
Sebab, ketika hujan turun, kondisi saluran itu banyak yang mempengaruhi, mulai dari sampah hingga hambatan lainnya. “Nah, informasi yang cepat dari masyarakat sangat kita butuhkan untuk melakukan penanganan di lapangan,” katanya.
Ia juga berharap masyarakat bisa melihat bahwa kebutuhan saluran untuk pembuangan air sangat dibutuhkan untuk masyarakat lainnya. Makanya, ia meminta masyarakat tidak berpikir untuk diri sendiri. Artinya, jangan menutup badan saluran, jangan membuang sampah di saluran, dan jangan melakukan sesuatu yang menyebabkan penyempitan saluran, sehingga saluran yang lebar menjadi sempit.
Menurutnya, sebelum paket pengerjaan ini dilakukan, saluran pembuangan di pusat kota itu hanya menggunakan saluran-saluran yang melalui brandgang-brandgang yang ada di wilayah pusat kota. Brandgang ini merupakan saluran peninggalan Belanda dulu, sehingga kapasitas saluran ini sudah tidak cukup lagi untuk menampung hujan saat ini.
“Makanya, kita harus bikin terobosan baru untuk membuat saluran yang mengarah ke pembuangan terdekat di pusat kota ini, sehingga kita bikin trase-trase yang berbeda, dan ini tentunya akan mengakibatkan crosing-crosing di banyak jalan di seluruh Kota Surabaya,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan alasannya melakukan pengerjaan saluran bersamaan saat ini. Sebab, sekarang ini musim kemarau. Menurutnya, pembangunan saluran di Surabaya itu selalu bersinggungan dengan saluran lama yang masih aktif. Apabila dilakukan pada musim hujan, tentu pembangunan saluran itu akan terhambat dengan aliran air, sehingga dia bersama timnya sangat konsentrasi di musim panas ini.
“Di beberapa bulan terakhir ini, kita harus cepat untuk melakukan pekerjaan bersamaan, sehingga mengakibatkan banyak galian, banyak pemasangan crosing, banyak penempatan box culvert di pinggir jalan, dan terkadang juga mengganggu arus lalu lintas, karena memang tempat dan waktu kita terbatas. Kami mohon maaf untuk itu kepada warga Surabaya,” ujarnya.
Lilik juga memastikan bahwa di waktu yang singkat ini, pihaknya ingin mempercepat pekerjaan ini, sehingga saluran yang diinginkan bisa segera direalisasikan dan bisa menampung hujan di masa mendatang.
Di samping itu, Lilik juga memohon kerjasamanya kepada warga Kota Surabaya. Kerjasama itu bentuknya sangat banyak. Salah satunya, dia mengaku membutuhkan informasi-informasi tentang kondisi genangan di Kota Surabaya.
Sebab, ketika hujan turun, kondisi saluran itu banyak yang mempengaruhi, mulai dari sampah hingga hambatan lainnya. “Nah, informasi yang cepat dari masyarakat sangat kita butuhkan untuk melakukan penanganan di lapangan,” katanya.
Ia juga berharap masyarakat bisa melihat bahwa kebutuhan saluran untuk pembuangan air sangat dibutuhkan untuk masyarakat lainnya. Makanya, ia meminta masyarakat tidak berpikir untuk diri sendiri. Artinya, jangan menutup badan saluran, jangan membuang sampah di saluran, dan jangan melakukan sesuatu yang menyebabkan penyempitan saluran, sehingga saluran yang lebar menjadi sempit.
tulis komentar anda