Kisah Legenda Banyuwangi, Tragedi Kesetian Cinta Sri Tanjung pada Patih Sidopekso yang Berujung Petaka Berdarah

Minggu, 07 Agustus 2022 - 08:45 WIB
Blambangan juga tercatat pernah berada di bawah perlindungan Bali yakni pada 1763-1767. Selama masa itu, VOC Belanda belum pernah tertarik untuk memasuki dan mengelola Blambangan.

Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur, termasuk di dalamnya wilayah Blambangan, diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC Belanda. Kala itu VOC Belanda, merasa Blambangan memang sudah menjadi miliknya, namun belum tertarik untuk mengelolanya.

Siapa sangka, Inggris yang datang ke wilayah tersebut, justru menjalin hubungan dagang dengan Blambangan. Tak hanya itu, Inggris juga mendirikan kantor dagangnya pada tahun 1766 di wilayah yang kini dikenal dengan sebutan Kompleks Inggrisan.

Di wilayah tempat pendirian kantor dagang Inggris tersebut, terdapat bandar kecil Banyuwangi. Kala itu, bandar kecil tersebut dikenal dengan nama Tirtaganda, Tirtaarum atau Toyaarum.



Melihat kehadiran Inggris yang menjalin hubungan dagang dengan Banyuwangi, VOC Belanda bergerak untuk segera merebut Banyuwangi, dan mengamankan seluruh Blambangan. Peperangan di tanah Blambangan itu terjadi selama lima tahun, yakni pada tahun 1767-1772.

Perusahaan dagang milik Belanda tersebut, berupaya merebut seluruh wilayah Blambangan, utamanya Banyuwangi, yang kala itu dikuasai perusahaan dagang Inggris, dan berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan.

Perang maha dahsyat, yang disebut perang Puputan Bayu itu meletus pada 18 Desember 1771. Perang Puputan Bayu ini, menjadi bagian dari proses lahirnya Banyuwangi, dan hingga kini diperingati sebagai hari jadi Banyuwangi.
(eyt)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content