Kisah Kiai Bondoyudo, Pusaka Pangeran Diponegoro yang Menggetarkan Kolonial Belanda
Rabu, 03 Agustus 2022 - 07:00 WIB
Pusaka tersebut sengaja dipasang di depan pasukan untuk tujuan menolak bala. Pada 28 Maret 1830, Jenderal De Kock tiba-tiba memerintahkan pasukannya menangkap Pangeran Diponegoro. Penangkapan di Magelang Jawa Tengah itu dilakukan saat perundingan masih berlangsung.
Baca juga: Kisah Pangeran Diponegoro Sebelum Ditangkap, Sempat Guyon Santai dengan Jenderal De Kock
Setelah ditahan di Batavia dan kemudian berlanjut ke Manado, pada tahun 1833 kolonial Belanda secara diam-diam mengasingkan Pangeran Diponegoro bersama 19 orang pengikutnya ke Makassar. Diponegoro ditawan di Fort Rotterdam.
Pada 8 Januari 1855, pangeran Jawa yang sangat ditakuti kolonial Belanda itu wafat. Saat proses pemakaman, keris pusaka Kiai Bondoyudo tangguh Mageti itu ikut dikuburkan .
“Pada petang di hari yang sama, jenazah Pangeran (Pangeran Diponegoro) dikembumikan di Kampung Melayu bersama keris pusakanya, Kanjeng Kiai Bondoyudo,” tulis Peter Carey dalam Takdir, Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)
Baca juga: Kisah Pangeran Diponegoro Sebelum Ditangkap, Sempat Guyon Santai dengan Jenderal De Kock
Setelah ditahan di Batavia dan kemudian berlanjut ke Manado, pada tahun 1833 kolonial Belanda secara diam-diam mengasingkan Pangeran Diponegoro bersama 19 orang pengikutnya ke Makassar. Diponegoro ditawan di Fort Rotterdam.
Pada 8 Januari 1855, pangeran Jawa yang sangat ditakuti kolonial Belanda itu wafat. Saat proses pemakaman, keris pusaka Kiai Bondoyudo tangguh Mageti itu ikut dikuburkan .
“Pada petang di hari yang sama, jenazah Pangeran (Pangeran Diponegoro) dikembumikan di Kampung Melayu bersama keris pusakanya, Kanjeng Kiai Bondoyudo,” tulis Peter Carey dalam Takdir, Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda