Ketua PWNU Jatim Tegaskan Negara dan Agama Wajib Dijaga
Sabtu, 09 Juli 2022 - 22:51 WIB
MALANG - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengatakan bahwa ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila harus disingkirkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh karena itu, aparat penegak hukum harus melakukan penindakan terhadap siapa saja yang mengusung ideologi asing karena telah mengancam keamanan dan kedamaian negara.
“Tanpa hadirnya negara yang berdaulat dan aman, maka agama hancur. Dari ini kita harus mengerti bahwa jika menjaga agama itu wajib, sejatinya menjaga negara wajib. Karena enggak mungkin agama bisa terlaksana dengan baik tanpa dijaga oleh negara yang berdaulat,” katanya di Malang, Sabtu (9/7/2022).
Kiai Marzuki mencontohkan, negara Yaman yang 100 persen warganya umat muslim. Di sana, melaksanakan kesulitan Jumatan karena perang saudara. Hal yang sama juga terjadi di Libya.
“Kenapa hancur? Karena gak punya negara yang melindungi mereka. Apalagi Suriah, Irak, Palestina. Jangan main-main dengan dalil. Jangan bikin narasi dan opini atas nama agama, apalagi mendoktrin sampai melakukan gerakan yang ujungnya menggerogoti kekuatan negara, melemahkan negara. Itu haramnya sama dengan menggerogoti agama sendiri,” paparnya.
Dengan negara kokoh, lanjut Kiai Marzuki, non-muslim di Jawa yang minoritas, bisa kebaktian dengan aman, bisa upacara di Pura bisa aman, bisa sembahyang di Kelenteng dengan aman. Sebaliknya, berkahnya ada NKRI, meski muslim di Bali minoritas, tapi Jumatan lancar, makam wali aman dan tidak diganggu bahkan dijaga oleh pecalang-pecalang Hindu.
“Ketika orang Jawa menjaga keamanan harta non-muslim, maka muslim di luar Jawa pun mendapat jaminan keamanan. Gereja, Borobudur aman, di Papua, Bali, NTT, masjid aman. Jaga negaramu seperti anda menjaga agamamu jangan beda-bedakan,” papar.
Oleh karena itu, aparat penegak hukum harus melakukan penindakan terhadap siapa saja yang mengusung ideologi asing karena telah mengancam keamanan dan kedamaian negara.
“Tanpa hadirnya negara yang berdaulat dan aman, maka agama hancur. Dari ini kita harus mengerti bahwa jika menjaga agama itu wajib, sejatinya menjaga negara wajib. Karena enggak mungkin agama bisa terlaksana dengan baik tanpa dijaga oleh negara yang berdaulat,” katanya di Malang, Sabtu (9/7/2022).
Kiai Marzuki mencontohkan, negara Yaman yang 100 persen warganya umat muslim. Di sana, melaksanakan kesulitan Jumatan karena perang saudara. Hal yang sama juga terjadi di Libya.
“Kenapa hancur? Karena gak punya negara yang melindungi mereka. Apalagi Suriah, Irak, Palestina. Jangan main-main dengan dalil. Jangan bikin narasi dan opini atas nama agama, apalagi mendoktrin sampai melakukan gerakan yang ujungnya menggerogoti kekuatan negara, melemahkan negara. Itu haramnya sama dengan menggerogoti agama sendiri,” paparnya.
Dengan negara kokoh, lanjut Kiai Marzuki, non-muslim di Jawa yang minoritas, bisa kebaktian dengan aman, bisa upacara di Pura bisa aman, bisa sembahyang di Kelenteng dengan aman. Sebaliknya, berkahnya ada NKRI, meski muslim di Bali minoritas, tapi Jumatan lancar, makam wali aman dan tidak diganggu bahkan dijaga oleh pecalang-pecalang Hindu.
Baca Juga
“Ketika orang Jawa menjaga keamanan harta non-muslim, maka muslim di luar Jawa pun mendapat jaminan keamanan. Gereja, Borobudur aman, di Papua, Bali, NTT, masjid aman. Jaga negaramu seperti anda menjaga agamamu jangan beda-bedakan,” papar.
tulis komentar anda